Blitar, HarianForum.com- Mewakili Rumah Badan Usaha Milik Negara atau Rumah BUMN, Perkumpulan Tenaga Kerja Purna dan Keluarga dipercaya Perusahan Listrik Negara Unit Induk Distributor Jawa Timur untuk mengelola rumah BUMN PLN Persero. Rumah BUMN yang memiliki fungsi untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM secara global untuk memenuhi selain akses pasar, juga sebagai pendamping bagi pelaku usaha yang sudah produktif atau yang masih mulai merintis usaha atau baru.
Ketua Perkumpulan Tenaga Kerja Purna dan Keluarga atau Pertakina Sulistiyaningsih mengungkapkan kepada HarianForum.com, usaha mikro kecil dan menengah telah menjadi tulang punggung perekonomian. Dan rumah BUMN PLN merupakan salah satu wadah pendampingan dan pengembangan UMKM yang telah terimbas adanya pandemi.
Digelarnya Pelatihan Usaha Bakery BUMTREN APIK Jawa Timur bersama Rumah BUMN dan KUB. Santri, Sulistiyaningsih menyampaikan kegiatan pelatihan yang diadakan di sekretariat Pertakina yang berlokasi di dusun Sanan, desa Dayu, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar telah mendukung pemerintah dalam One Pesantren One Product, program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren dan alumni pondok pesantren.
“Dengan adanya pelatihan bagi santri dan pesantren yang dilaksanakan oleh Rumah BUMN, berkeinginan menambah jejaring dan Rumah BUMN memiliki fungsi untuk menciptakan wirausaha terutama di pesantren. Sehingga pesantren atau santri bisa mempunyai kemandirian ekonomi, dan itu yang sangat diharapkan,” ungkapnya.(28/09).
Pelatihan usaha bakery menjadi pilihan yang paling tepat pada saat ini. Menurut Sulis, dimasa pandemi membuka usaha dengan menggunakan modal yang kecil, disukai masyarakat. “Dengan pelatihan usaha bakery, semua kalangan bisa menerima, karena akses pasarnya lebih luas. Mudah dititipkan diwarung warung atau untuk snacknya para santri,” ujar Sulistiyaningsih.
Mengikuti pelatihan bakery di Pertakina, meninggalkan kesan yang positif bagi santri wanita Hidayatul Kamila. Dituturkan santri wanita dari pondok pesantren Al Azhar Sumenep, datang ke pelatihan bakrey karena di utus oleh pengasuh pondok pesantren “Saya belum pernah mengikuti pelatihan, baru sekarang bisa mengikuti karena diutus oleh pak Kyai. Pelatihan disini sangat menarik, dan saya sangat bersyukur karena telah mendapat ilmu yang bermanfaat sekali. Semoga Allah memberikan usaha saya dan keluarga saya setelah mengikuti pelatihan bakery, bisa lebih maju,” tutur Kamila.
Kesan positif adanya pelatihan bakery juga disampaikan Anggun, yang diakuinya bahwa dirinya tidak bisa memasak. Dengan mengikuti pelatihan, Anggun mulai berkeinginan untuk mengembangkan usahanya. “Saya tidak bisa memasak, ini untuk belajar biar ada pengembangan usaha, karena di rumah ada kios. Kalau bisa membuat sendiri tentunya bisa mengembangkannya. Kegiatan ini positif sekali, saya dari tidak bisa menjadi bisa. Dengan mengikuti pelatihan, saya nantinya membuat usaha dan bisa menambah income,” tukas Anggun ditemui usai praktek pembuatan roti.(Ans)