Pertanian

Swasembada Bawang Putih, Pernah Terwujud di Kepemimpinan Presiden Soeharto

620
×

Swasembada Bawang Putih, Pernah Terwujud di Kepemimpinan Presiden Soeharto

Sebarkan artikel ini
Ketua Lab KPAK ,Drajat Nughroho saat berbincang dengan kades Gogodeso Choirul Anam.

Blitar, HarianForum.com- Pada tahun 1993 pernah terwujud swasembada bawang putih lokal, dimana pada masa kepemimpinan Soeharto kebutuhan akan bawang putih di Indonesia dapat dipenuhi sendiri oleh petani Indonesia.

Namun pada masa reformasi 1998 dengan mundurnya Soeharto sebagai presiden, swasembada bawang putih lokal ikut terguncang dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan bawang putih semakin tahun semakin kian melemah, bahkan sekarang kebutuhan bawang putih di Indonesia sebagian besar menggantungkan impor dari luar negeri.

Miris melihat kondisi kebutuhan bawang putih di Indonesia yang hampir seluruhnya menggantungkan dari petani dari luar Indonesia, maka Lab KPAK atau Laboratorium Kedaulatan Pangan Agribisnis Kerakyatan serius melakukan budidaya bawang putih lokal organik secara mandiri.

”Mengingat pada jaman Pak Harto, bangsa kita pernah merasakan swasembada bawang putih. Swasembada tersebut terwujud pada tahun 1993, namun dengan mundurnya pak Harto 1998 swasembada bawang putih semakin lama semakin melemah sampai sekarang. Maka untuk mengembalikan terwujudnya swasembada bawang putih lokal, secara mandiri. Lab KPAK akan melakukan budidaya bawang putih lokal dengan sistem pembudidayaan organik,” terang Drajat pada saat perbincangan tentang penguatan potensi kearifan lokal di kantor desa Gogodeso kecamatan Kanigoro.

Didasari niat untuk mengembalikan kejayaan swasembada bawang putih lokal seperti 25 tahun yang lalu, dirinya bertekad melakukan budidaya organik bawang putih lokal tanpa menggunakan pupuk berbahan sisntetis. Memanfaatkan lahan seluas 3 ha dengan ketinggian 1100 dpl, di lereng gunung Wilis, kawasan Penampihan, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kecamatan Tulungagung, bawang putih lokal mulai dikembangkan.

Usaha dan hasil pemikiran Lab KPAK untuk membuat benih bawang lokal tahan uji ternyata tidak sia- sia, terbukti meski pada waktu penanaman dengan kondisi hujan yang ekstrim, produk benih dari Lab KPAK pada waktu panen
ternyata membuahkan hasil yang cukup signifikan. ”Panen bawang putih lokal yang ditanam pada lereng gunung Wilis dengan ketinggian 1100 dpl di area Tampihan, Desa Geger, Kecamatan Sendang secara mandiri ternyata membuahkan hasil yang terbaik. Walaupun bawang tersebut ditanam pada cuaca yang ektstrim ternyata hasilnya cukup menggembirakan, nantinya kami ingin membudidayakan bawang putih lokal di dataran rendah,” ujar ketua Lab KPAK, Drajat Nugroho.

Petani harus mempunyai keyakinan, bisa melakukan usaha dari hulu hingga hilir dikuatkan rasa kebersamaan sampai ke bawah dengan manajemen yang sama, bertujuan untuk membangun kemandirian baik untuk benih, pupuk, pengolahan setelah panen sampai dengan pemasaran hasil produksi.

Kemudian membentuk sebuah usaha bersama yang ditangani petani maupun dengan kelompok tani dalam lembaga keuangan petani. Sehingga para petani bisa mendapatkan kehidupan yang layak serta manusiawi, dan tidak dipermainkan oleh siapapun.

Ditanya tentang pemasaran dan penjualan hasil dari tanaman organik, Drajat Nugroho menjelaskan bahwa untuk hasil tanaman organiknya yang dilakukan lab KPAK diterima oleh D’Natural Healthy Store & Resto, sebuah usaha makanan alami dan sehat. “Restoran dan toko D’Natural Healthy Store & Resto yang berada di Surabaya, siap menampung semua tanaman holtikultura organik dari benih lokal Laboratorium kami,” pungkasnya.(Anis)

Respon (2)

  1. Satu hal yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani mana kala pemerintah mampu menstabilkan harga pangan, jika pemerintah tidak mampu menstabilkan harga pangan maka akan muncul ketimpangan dalam kehidupan masyarakat desa maupun masyarakat kota. kata kuncinya adalah pemerintah harus mampu menstabilkan harga pangan.
    Kalau melihat regulasinya sangat luar biasa ada namanya ketahanan pangan, keadilan pangan dan kedaulatan pangan tapi tak ada satu regulasi
    Tentang kesetabilan pangan.
    Agar budaya yg sudah lazim dimana negri ini menjelang hari2 besar dan tahun baru pasti harga pangan naik, lalu masa penghuja dan masa kemaraupun harga naik, Seyognya dalam 73 th Indonesia harus bisa menjaga kesetabilan harga pangan. maka seharusnya tahun ini bisa terkendali dan mencapai capaian kemamuran pangan dg harga pangan stabil sehingga efek domino kepada pendapatan petani meningkat dan kesejahteraan masyarakatpun sudah tercapai,….apalagi dg kebijakan membangun desa sebagai penggerak ekonomi perdesaan. InsyaAllah jika hal itu bisa tercapai apa yang diamanatkan Uud 45 mengantarkan rakayat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan tercapai….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *