Serba-serbi

Tradisi Siraman Warangono Masih Lestari Di Tuban

193
×

Tradisi Siraman Warangono Masih Lestari Di Tuban

Sebarkan artikel ini
Tradisi Siraman Warangono Di Kabupaten Tuban

Tuban, HarianForum.com – Tayub adalah sebuah kesenian yang masih terjaga kelestariannya di Tuban. Kemarin Rabu (01/11/17) bertempat di wisata pemandian Bektiharjo di adakan tradisi siraman, acara tersebut rutin diadakan setiap tahun.

Selain untuk menjaga tradisi, acara tersebut juga merupakan wisuda bagi warangono dan juga seniman karawitan di Kabupaten Tuban. Di harap setelah di adakan siraman para seniman karawitan dan juga warangono bisa lebih inten dalam menghibur mayatrakat.

Sebanyak 85 warangono, 65 pramugari, dan 47 pimpinan grup karawitan hadir mengikuti acara siraman tersebut. Acara tersebut juga di hadiri oleh Wakil Bupati Tuban H. Noor Nahar Husein dan Kepala Dinas Pariwisata Sulistiadji.

Dalam kesempatan tersebut Sulistiadji mengatakan, “Diharap setelah acara wisuda ini para warangono dan juga para seniman karawitan bisa lebih sopan dan beradab dalam menghibur masyarakat”.

Sementara itu Wakil Bupati Tuban yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, “Kita punya kewajiban menjaga tradisi dan melestarikannya, dan tayub adalah salah satunya yang harus tetap kita jaga.” Paparnya.

Para warangono dan juga seniman karawitan lainnya begitu khidmat mengikuti tradisi siraman tersebut, dengan bekal yang di peroleh dalam acara siraman tersebut di harap para seniman bisa memberikan hiburan yang terbaik dan tetap menjaga kesopanan.

Anita salah satu warangono asal Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban mengatakan, “Ini wisuda pertama saya setelah dua tahun saya mempelajari seni tayub, saya bangga bisa menjadi bagian dari seniman karawitan. Setelah ini saya berharap dan akan berusaha untuk menjadi seniman yang bisa menghibur masyarakat dengan baik”.

Warangono muda tersebut merupakan anak dari salah satu warangono senior yang ada di Tuban, sehingga tidak sulit untuk bisa belajar dengan serius, karena selain punya darah seniman juga bisa belajar dari sang ibu sendiri. (whin/nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *