Malang, HarianForum.com – Dalam rangka memperkuat sektor pertanian melalui pengembangan fasilitas dan promosi produk unggulan daerah, Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Tanjung mengadakan acara peresmian bangsal, launching galeri, serta gelar produk UMKM hortikultura dan hasil pertanian. Acara ini berlangsung pada Sabtu (21/12/24), bertempat di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sri Tanjung Mangir, Sukosari, Kasembon, Malang.
Acara tersebut dihadiri oleh Dirjen Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, BBPP Ketindan, Bupati Malang, Forum Komunikasi P4S Provinsi dan Kabupaten Malang, Asosiasi UMKM Hortikultura Indonesia, ASPARTAN Kabupaten Malang, KTNA Kabupaten Malang, dan jajaran Muspika Kecamatan Kasembon.
Dalam sambutannya, Dirjen Hortikultura, Ibu Ovi, menyampaikan pentingnya hilirisasi produk hortikultura sebagai upaya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. “Kementerian Pertanian tidak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga mendorong petani untuk mengolah hasil panen mereka. Dengan begitu, produk segar dapat memiliki nilai jual lebih tinggi melalui proses pengolahan,” ujarnya.
Ia menjelaskan berbagai bentuk dukungan yang telah diberikan oleh Kementerian Pertanian, seperti pembangunan bangsal pasca panen, fasilitas peralatan pengolahan, serta teknologi pengeringan dan pengemasan. “Kami juga menyediakan solar drying home untuk pengeringan produk, alat penumbuk untuk membuat bubuk, hingga pengemasan. Di Malang, terdapat dua kelompok tani yang mendapatkan fasilitas ini pada tahun 2024 dari total 187 kelompok di seluruh Indonesia. KWT Sri Tanjung adalah salah satunya,” tambahnya.
Selain itu, Ibu Ovi juga menceritakan pengalamannya mencoba produk teh herbal dari KWT Sri Tanjung, seperti teh bunga telang, secang, dan akar alang-alang, yang menurutnya memberikan manfaat kesehatan. “Produk-produk ini luar biasa dan menunjukkan potensi besar hortikultura Malang,” puji Ovi.
Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, M.M., juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya pemerintah dalam mendukung petani. “Petani harus mampu berinovasi, bukan hanya dalam produksi tetapi juga dalam pemasaran. Harapannya, produk hortikultura ini bisa diperkenalkan lebih luas, misalnya di rest area atau tempat wisata dengan fasilitas pendukung seperti mushola, tempat makan, dan ruang istirahat,” ujarnya.
Sanusi menambahkan, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani melalui kolaborasi berbagai sektor. “Petani bukan lagi sekadar profesi, tetapi motor penggerak ekonomi daerah,” tutupnya.
Dengan adanya acara ini, KWT Sri Tanjung diharapkan menjadi inspirasi bagi kelompok tani lainnya dalam memanfaatkan bantuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian modern dan inovatif.