Nganjuk, HarianForum.com – Upacara Manusuk Sima yang digelar di Candi Lor, Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Kamis (10/4/25) menjadi puncak peringatan Hari Jadi Nganjuk.
Dalam upacara ini, dipentaskan kembali kisah awal mula berdirinya Nganjuk, yang dahulu dikenal dengan nama Anjuk Ladang atau Tanah Kemenangan. Kisah tersebut merujuk pada peristiwa sejarah saat Maharaja Mpu Sindokmemberikan hadiah berupa tanah bebas pajak kepada masyarakat di sekitar Candi Lor sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan dalam peperangan.
Berbagai ritual sakral turut dilaksanakan oleh para sesepuh dan tokoh adat setempat, sebagai bentuk doa agar Kabupaten Nganjuk senantiasa menjadi daerah yang gemah ripah loh jinawi—aman, makmur, dan sejahtera.
Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menjelaskan bahwa upacara Manusuk Sima ini merupakan simbol puncak peringatan Hari Jadi Nganjuk yang jatuh pada 10 April 937 Masehi. Ia menambahkan, melalui upacara ini masyarakat diingatkan bahwa di sinilah titik awal berdirinya Nganjuk sebagai wilayah yang memiliki nilai sejarah tinggi.
“Upacara ini untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat, bahwa di sinilah pertama kali Nganjuk berdiri,” ujar Bupati Marhaen Djumadi.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga berencana melakukan renovasi terhadap Candi Lor agar kondisinya lebih baik dan dapat menjadi pusat edukasi serta wisata sejarah yang membanggakan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk, Sri Handariningsih, menjelaskan bahwa Manusuk Sima merupakan simbol penganugerahan tanah bebas pajak oleh Mpu Sindok. “Sebagai tanda anugerah itu, beliau memerintahkan pendirian tugu yang kini dikenal sebagai Prasasti Anjuk Ladang atau Jaya Stambha,” jelasnya.
Upacara Manusuk Sima menjadi penanda kuat bahwa sejarah panjang Nganjuk tidak hanya patut dikenang, tetapi juga diwariskan kepada generasi mendatang.