Berita

Anulir Ketua Tanfidziyah, Kemelut Di Tubuh NU Kabupaten Blitar Mulai Terasa.

386
×

Anulir Ketua Tanfidziyah, Kemelut Di Tubuh NU Kabupaten Blitar Mulai Terasa.

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com – Gerah terhadap keputusan pengurus besar Nahdlatul Ulama atau PBNU dengan digelarnya pemilihan ulang ketua tanfidziyah pengurus cabang Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar, puluhan orang mengaku warga nahdliyin dari beberapa kecamatan pada Senin (22/4), mendatangi kediaman ketua rais syuriyah Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar, KH Ardani Ahmad di Pondok Pesantren Al Falah, desa Jeblog, kecamatan Talun, kabupaten Blitar.

Niat dan tujuan kedatangan warga nahdliyin sebagian besar pernah aktif di Gerakan Pemuda Ansor maupun Barisan Ansor Serbaguna, tidak lain untuk melakukan tabbayun terkait bakal digelarnya pemilihan ulang ketua tanfidziyah pengurus cabang Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar, meskipun pada konferensi cabang Nahdlatul Ulama XVIII kabupaten Blitar yang diselenggarakan pada tanggal 18 – 19 Februari 2023, Arif Fuadi dalam pemilihan telah memperoleh 150 suara, sedangkan Arif Faizin mendapat 59 suara, Masdain Rifa’i 48 suara, Agus Muazin 18 suara, Habib Junaidi 4 suara, dan Masduki Rifa’i 1 suara.

Namun niat untuk bertabbayun dengan rais syuriah masih belum bisa dilakukan, pasalnya pintu masuk kediaman yang juga merupakan komplek pondok pesantren Al Falah tertutup.Mengetahui tidak bisa masuk,
Slamet Widodo anggota Banser tahun 1964 , Mohamad Rohib pengurus Gerakan Pemuda Ansor 1994 – 1998, dan Suwanda Aribawa tokoh masyarakat Blitar yang juga kepala desa Gogodeso serta puluhan warga nahdliyin, menunggu di serambi mushala yang berada di depan kompleks ponpes Al Falah melakukan mediasi dengan Mohamad Makin kasatkorcab Banser kabupaten Blitar untuk bisa bertemu dengan KH Ardani Ahmad.

Mohamad Makin, Satkorcab Banser

Diungkapkan Mohamad Makin, dalam mediasi disepakati bersama tiga orang dirinya menemui ketua rais syuriah menyampaikan tujuan warga nahdliyin yang ingin bertemu untuk melakukan tabbayun.Berkisar 45 menit, kasatkorcab Banser bersama dua orang nampak keluar dari komplek pondok pesantren Al Falah dan menyampaikan bahwasanya rais syuriah Nahdlatul Ulama tidak bersedia menemui.

” kita perwakilan dari Banser untuk memediasi teman-teman yang ingin tabbayun dengan harapan bisa bertemu, bisa clear.Kemudian kita sampaikan, ternyata beliau belum kerso belum mau menemui karena bebarengan dengan agenda santri di dalam.Pesan beliau kalau ada sesuatu yang mengganjal, klarifikasi atau minta kenjelasan ke MWC masing – masing, karena semua permasalahan sudah disampaikan.Jadi MWC pernah diundang, diajak membahas terkait surat dari PBNU.Beliau mengatakan bahwa beliau hanya sebagai petugas yang ditugasi oleh PBNU, jadi terlepas dari rais syuriah tetapi ditunjuk oleh PBNU sebagai pelaksana konferensi bersama PWNU ” ungkapnya dengan menyampaikan merasa prihatin dengan kondisi saat ini, menurutnya apapun yang terjadi akan timbul perpecahan.

Kemelut di tubuh kepengurusan cabang Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar saat ini mulai terasa, tidak hanya timbul ketidakharmonisan di internal kepengurusan cabang organisasi keagamaan Islam yang sudah berusia 1 abad atau 100 tahun lebih, namun polemik yang terjadi mulai menjadi tema perbincangan dikalangan publik secara luas.Menyikapi kondisi yang ada, Mohamad Rohib salah satu warga nahdliyin yang pernah aktif di departemen tenaga kerja, koperasi dan kewiraswastaan Gerakan Pemuda Ansor kabupaten Blitar tahun 1994 – 1998 sangat menyayangkan keputusan PBNU yang telah membatalkan hasil pemilihan ketua tanfidziyah pada konferensi cabang NU XVIII kabupaten Blitar tahun 2023 dan digelarnya pemilihan ulang.

Mohamad Rohib, warga NU

Kepada Harian Forum.com , Rohib memperlihatkan foto copy dokumen pada konferensi cabang XVIII bahwa KH Ardani Ahmad menyatakan setuju terhadap Arif Fuadi sebagai ketua tanfidziyah terpilih, dan disahkan oleh pimpinan sidang serta rais syuriah terpilih.Dengan berdasar diterimanya Arif Fuadi sebagai ketua tanfidziyah terpilih oleh ketua rais syuriah, secara pribadi Mohamad Rohib menegaskan tidak mau atau tidak setuju bila dilakukan pemilihan ulang, karena hal tersebut menyalahi aturan organisasi.
Menurutnya ada yang aneh dalam persoalan pada saat ini, dikarenakan keduanya belum dilantik namun KH Ardani Ahmad tidak mau menggagalkan.

Pejabat religius di masyarakat yang bertugas di Selopuro dan Gandusari, tinggal di desa Mronjo, kecamatan Talun menjelaskan kembali persoalan menjadi pengurus harian sebagai persyaratan, Rohib mengakui pada tahun 1994 Arif Fuadi pernah menjadi pengurus harian, dimana pada saat itu dirinya menjadi satkorcab dan menyatakan berani bersaksi.

” ketua pada waktu itu pak Heru Khoirudin, SH dan wakilnya pak Arif Fuadi, dan saya di departemen tenaga kerja, koperasi dan kewiraswastaan sekaligus satkorcab, jadi saya tahu, kalau kemarin ada yang bilang begini – begini itu salah.Pak Arif jadi wakil ketua Ansor sekaligus kalau nggak salah menjadi wakil rois syuriah ” tandasnya.

Mohamad Rohib datang dikediaman KH Ardani Ahmad mengaku sebagai warga nahdliyin.Disinggung belum bisa bertemu dengan tidak berkenannya rais syuriah untuk tabbayun dengan dirinya maupun warga nahdliyin lainnya dengan permasalahan yang sama, Rohib menerangkan menurut informasi yang diterima, bahwasanya KH Ardani sudah mendatangkan majelis wakil cabang atau MWC, sedangkan kepastian untuk melaksanakan dari pengurus besar, dirinya tidak mengetahui dan diceritakan diperoleh berita dari dalam, KH Ardani sebenarnya tidak mempunyai niat apa – apa.

” yang kita cari yang ngompori dari belakang itu siapa ” pungkas Mohamad Rohib.(Ans).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *