Blitar, Harian Forum.com – Santernya informasi dari media sosial maupun pemberitaan dari media massa yang beredar tidak sedikitnya praktik pemungutan liar di tempat-tempat wisata, menjadi tema perbincangan yang menghangat di kalangan masyarakat, membuat ketidaknyamanan para wisatawan akan tetapi timbulnya kegelisahan bagi pengelola industri pariwisata. Adanya pungutan biaya yang dilakukan secara ilegal di area wisata, dipastikan akan merusak suasana yang menyenangkan hingga menimbulkan penilaian yang tidak menguntungkan terhadap pengelolaan tempat wisata dengan tercederainya citra destinasi wisata, dan menjadi pemicu turunnya jumlah kunjungan wisatawan hingga berdampak pada aktivitas ekonomi terutama usaha mikro kecil menengah atau UMKM.
Masih sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada musim libur Natal dan Tahun Baru tempat – tempat wisata di kabupaten Blitar selalu terjadi lonjakan jumlah pengunjung, baik pengunjung lokal maupun wisatawan dari luar kota. Tidak terkecuali Pantai Serang dan pantai Serit, destinasi wisata dengan sumber daya alam pantai yang menyajikan keindahan laut Samudra Indonesia, sampai saat ini masih tetap menjadi tujuan favorit bagi para wisatawan.
Meski bakal terjadinya lonjakan pengunjung atau wisatawan pada momen menyambut datangnya tahun baru 2025, destinasi wisata pantai yang berada di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, tidak terjadi perubahan tarif untuk masuk ke objek wisata. Dikatakan Dwi Handoko, Kepala Desa Serang Kecamatan Panggungrejo kepada Harian Forum.com, bahwasanya tidak ada kenaikan tarif masuk ke lokasi atau area wisata pantai Serang maupun pantai Serit, dengan menandaskan tarif yang berlaku sama seperti biasanya.
“Tidak ada mas, tetap seperti biasa sepuluh ribu per orang. Tidak ada kenaikan,” tandasnya.
Dwi Handoko merupakan salah satu penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada tahun 2021, mempunyai kehandalan membaca peluang serta memiliki sejuta inovatif, yang mana dikepemimpinannya sebagai kepala desa, salah satunya telah berhasil mengembangkan industri pariwisata laut yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi disekitarnya, serta semakin menguatnya aktivitas perekonomian warga desanya.
Menikmati liburan di pantai Serang maupun pantai Serit dengan panorama yang eksotis sangat menyenangkan, di mana para wisatawan bisa bermain di pantai, melihat hamparan laut sembari menikmati kuliner khas lokal wisata bahari. Namun Dwi Handoko memberikan himbauan tetap pentingnya kesadaran para pengunjung atau wisatawan untuk ikut serta memelihara keindahan lokasi wisata, salah satunya dengan menjaga lingkungan wisata dari sampah.
Selain itu dituturkan bagi pengunjung wisata di pantai Serang maupun Serit untuk bisa menjaga diri, mengutamakan keselamatan saat beraktivitas di pantai. Selain arus deras merupakan sebuah ancaman karena arus tersebut dapat menyeret pengunjung yang bermain maupun berenang bila jauh dari pantai. Sering kali terlihat di pantai air laut tampak tenang di permukaan, namun memiliki arus bawah yang kuat. Selain itu, pengunjung juga harus mewaspadai adanya ombak berbahaya, yang mana di laut Samudera Indonesia terdapat ombak meskipun sampai di pantai namun tidak pecah.
“Silahkan untuk berwisata di pantai Serang dan Serit, namun mohon kesadarannya untuk tidak membuang atau meninggalkan sampah di sembarang tempat. Begitu juga untuk keselamatan, kami menghimbau para pengunjung tidak berenang atau mandi di laut, karena ombaknya berbahaya,” tutur Dwi Handoko.(Ans).