Blitar, HarianForum.com- Sesuatu yang sulit jangan dihindari akan tetapi justru dijadikan media untuk belajar.Dan keberhasilan hanya dapat peroleh orang yang memiliki keinginan kuat serta berani dalam menghadapi kesulitan yang ada.Sepetik kalimat motivasi tetucap dari salah satu penjahit busana khusus wanita yang tinggal di kelurahan Sananwetan kota Blitar.
Fatmawati 14 tahun menjalani profesi dan menekuni pengalaman dalam membuat baju atau busana. Memanfaatkan sebuah bangunan permanen peninggalan dari orang tuanya berukuran 4×5 meter, kios yang sebelumnya untuk berjualan sembako atau kebutuhan sehari hari yang berhadapan dengan kantor Dinas Sosial Kota Blitar kini telah dirubah menjadi tempat beraktifitas sehari hari.
Mulai dengan desain, memotong, menjahit, sampai dengan pemasangan aksesoris pada busana, dikerjakan sendiri oleh ibu dua anak ini ”Semua dikerjakan sendiri, karena model baju mengikuti keinginan pelanggan, kami tidak berani untuk memberikan pemotongan bahan kepada orang lain. Dan biasanya permintaan dari para pelanggan adalah mode terkini, karena tren gaya busana terus berubah, dan model potongan pakaianpun pasti juga mengkuti,” jelas pemilik penjahit Safa.
Fatmawati melanjutkan, biasanya permintaan mode busana itu pelangganya memperoleh gambar atau foto dari sosial media, akan tetapi ada pula permintaan hasil kreasi sendiri. Sedangkan menurut dari pengalamannya, busana yang diinginkan oleh para pelanggan kebanyakakan baju atasan untuk aktivitas atau kerja, namun tidak sedikit permintaan untuk kebaya dan gamis bahkan ada pelanggan yang meminta dijahitkan baju wanita untuk acara pengantin.
Ditanya tentang adanya bantuan program usaha dari pemerintah daerah sesuai dengan profesinya, Fatmawati mengaku tidak pernah sekalipun mendapat bantuan dari pemerintah sebagai dukungan untuk perkembangan usahanya. Semuanya alat produksi dan fasilitas pendukung diperoleh secara swadaya dari usahanya. ”Pengembangan usaha kami baik alat untuk menjahit dan lainnya semua dari hasil usaha kami.Tidak pernah sekalipun kami mendapat bantuan baik modal usaha, alat alat pendukung untuk menjahit,” tukas Fatmawati.
Fatmawati salah satu warga yang usahanya tidak pernah tersentuh oleh kebijakan pemerintah dengan program bantuan usaha. Selayaknya peran pemerintah daerah dalam memberi dukungan warga untuk berwirausaha atau mendorong pengembangan usaha warga dengan dengan melihat dan meneliti secara obyektif. Terutama wirausaha yang mempunyai potensi kemandirian warga, yang nantinya juga diharapkan mampu bisa menyerap tenaga kerja.
Pembuat kebijakan anggaran seharusnya dalam menggunakan keuangan daerah,bukannya terus menerus memperbanyak pembiayaan infrastruktur fisik bangunan dengan alasan mempercantik daerah, akan tetapi tidak signifikan mendukungan peningkatan sosial ekonomi warga.
Namun kebijakan pemerintah dalam mendukung kegiatan ekonomi kemandirian , dan ikut mengembangkan wira usaha diharapkan bisa menguatkan kontruksi ekonomi atau bahkan mampu membuka lapangan kerja bagi warga. Dan kebijakan tersebut dilakukan, merupakan keputusan penyelenggara pemerintah yang sangat cerdas.(Ans)