Blitar, HarianForum.com – Lebih dari lima puluh tahun, sumber air yang berada di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, bagi masyarakat sekitar tidak asing dengan sebutan Mbelik Mbah Bawok. Sebuah mata air yang mempunyai cekungan cukup luas dan dalam. Bagi sebagian masyarakat sekitar, mbelik yang berada di wilayah perkotaan dikeramatkan bukan karena angker atau menyeramkan serta berhubungan dengan makhluk astral atau kasatmata, tetapi karena sumber mata air ini telah memberi banyak manfaat bagi kelangsungan pertanian, serta digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi dan mencuci pakaian.
Penyebutan nama Mbah Bawok merupakan bentuk penghormatan masyarakat sekitar karena sumber air yang dihasilkan dari tempat tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun begitu, tidak sedikit masyarakat memiliki persepsi bahwa Mbah Bawok adalah danyang yang melindungi mata air dan dipercaya menetap, atau biasa disebut punden.

Sugianto, warga sekitar sumber air, mengemukakan bahwa Mbelik Mbah Bawok merupakan kekayaan alam yang memerlukan pengelolaan ekosistem berkelanjutan secara serius. Menyadari krisis pohon-pohon besar dan ancaman degradasi lingkungan hijau di sekitar sumber air, ia bersama teman-teman yang tinggal di sekitarnya mulai bergerak menjaga dan merawat mata air ini sejak tahun 2012.
Akrab dipanggil Gombloh, kepada HarianForum.com, ia menyampaikan bahwa hingga saat ini terdapat tiga sumber air yang cukup besar untuk ukuran kawasan perkotaan dan tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau. Sugianto bersama teman-temannya berinisiatif menjaga sumber air serta keanekaragaman hayati dengan membentuk Paguyuban Sendang Mbah Bawok. Upaya menjaga kelestarian sumber air ini mendapat dukungan dari Kecamatan Sananwetan dengan pengembangan infrastruktur dan kegiatan promosi. Ke depannya, area sumber air ini diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan di perkotaan dengan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
“Kami bersama teman-teman paguyuban setiap hari lebih banyak beraktivitas di sini agar apa yang telah dibangun bisa terawat dengan baik. Kami membenahi sedikit demi sedikit secara swadaya jika ada yang kurang dan terus menjaga kebersihan. Yang jelas, masih banyak yang perlu dibantu, salah satunya masih kurangnya pohon di area ini,” jelasnya kepada HarianForum.com.
Upaya Camat Sananwetan mengembangkan sumber air Mbah Bawok sebagai kawasan Kali KarPlos (Karang Tengah Plosokerep) menjadi destinasi wisata perkotaan patut diapresiasi. Wisata dengan pemandangan persawahan bisa menarik pengunjung, hingga berpotensi menciptakan peluang wirausaha dan kegiatan ekonomi lainnya, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sugianto mengemukakan bahwa masih diperlukan beberapa fasilitas di sumber Mbah Bawok jika dijadikan tujuan wisata, terutama karena banyak anak-anak yang bermain air. Dibutuhkan fasilitas seperti toilet, lampu penerangan, tempat sampah, dan ruang ganti.
“Setiap hari ada pengunjung yang datang, tapi yang ramai biasanya hari Sabtu dan Minggu atau pada hari libur. Anak-anak banyak yang suka bermain air. Kami dan teman-teman paguyuban terus berusaha melengkapi fasilitas untuk kenyamanan pengunjung yang datang,” pungkas Sugianto.
Saat ini, wisata perkotaan (urban tourism) menjadi tren masyarakat. Selain berekreasi di tempat perbelanjaan, wisata di dalam kota juga mencakup pertunjukan seni budaya, pengetahuan sejarah lokal, serta menikmati kehidupan masyarakat sekitar. Urban tourism merupakan peluang ekonomi yang terbuka. Jika dikembangkan, ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan ekonomi.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, yang belum genap satu bulan menjabat. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa dalam tiga bulan pertama menjabat, ia akan melakukan percepatan di bidang pelayanan publik, menggali potensi untuk menekan tingkat pengangguran, serta menjaga stabilitas inflasi.
Sumber air Mbah Bawok, yang juga dikenal sebagai Kali KarPlos, berada di Kelurahan Karang Tengah dan Plosokerep. Kawasan ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata di Kota Blitar. Jika dikembangkan, tempat ini tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati dan kearifan lokal. Kehadiran pemerintah sebagai pendorong pengembangan wisata sangat diperlukan dengan membangun sinergi bersama elemen masyarakat yang terlibat langsung. Dengan demikian, dapat tercipta destinasi wisata perkotaan yang berkelanjutan.
(Ans)