Berita

Wisata Edukasi Kampung Coklat, Dari Pondok Ramadhan Hingga Tarawih Berhadiah Umroh

104
×

Wisata Edukasi Kampung Coklat, Dari Pondok Ramadhan Hingga Tarawih Berhadiah Umroh

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com – Ratusan jamaah salat tarawih, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, terlihat mulai meninggalkan Musala Al-Mu’min secara tertib. Hampir semua jamaah melewati dua meja panjang berjajar, yang di atasnya telah tersedia snack dan minuman ringan. Pemandangan ini dapat dilihat setiap malam selama bulan Ramadan di musala yang berada di dalam area Wisata Edukasi Kampung Coklat.

H. Kholid Mustofa, pemilik PT Kampung Coklat Blitar, menyampaikan bahwa berbagi makanan dan minuman ringan bagi jamaah salat tarawih sudah lama dilakukan. Kegiatan ini merupakan bentuk keinginannya untuk mewarisi tradisi yang dulu dilakukan oleh ayahnya.

Ada yang menarik dari jamaah salat tarawih di musala yang memiliki arsitektur Jawa dengan ornamen kaligrafi Arab ini. Berlokasi di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, jamaahnya mayoritas didominasi anak muda dan anak-anak. Meski begitu, juga terlihat orang dewasa, baik dari lingkungan sekitar Wisata Edukasi Kampung Coklat maupun dari luar desa, bahkan luar kecamatan. Sebelum memasuki musala, sebagian besar jamaah, terutama anak-anak dan remaja, terlebih dahulu menuju sebuah meja untuk menulis di lembaran kertas yang dipandu beberapa anak muda.

Saat ditanya mengenai hal tersebut, salah satu pemandu atau petugas kepada HarianForum.com pada Jumat (7/3) menyampaikan bahwa kertas tersebut merupakan formulir absensi bagi jamaah yang mengikuti salat tarawih di Musala Al-Mu’min. Biasanya, menjelang akhir Ramadan atau pada malam ke-29, ada pemberian hadiah menarik. Mengenai teknis dan kriteria pemberian hadiah tidak dijelaskan, namun yang pasti, beberapa kali hadiah yang diberikan kepada jamaah salat tarawih di Musala Al-Mu’min salah satunya berupa hadiah umrah.

Mengelola dan mengembangkan Wisata Kampung Coklat hingga menjadi ikon wisata edukasi Jawa Timur serta dikenal secara nasional tentu banyak menguras waktu, pikiran, maupun tenaga. Namun, hal tersebut tidak mengubah H. Kholid Mustofa, yang tetap dikenal sebagai sosok religius dengan komitmen kuat untuk menjalankan kehidupan sesuai ajaran agama.

Selain kegiatan keagamaan di bulan Ramadan, owner Kampung Coklat juga rutin menyelenggarakan pengajian setiap Sabtu pagi, yang biasanya diikuti oleh 5.000 hingga 7.000 jamaah. Menjelang Lebaran, setiap tahunnya, H. Kholid Mustofa juga membagikan puluhan ribu amplop berisi tunjangan hari raya (THR) kepada jamaah pengajian.

“Setiap hari selama bulan Ramadan, kami menyediakan 600 makanan dan minuman atau bisa dikatakan camilan setelah tarawih. Saya ingat, dulu bapak saya juga memiliki musala dan selalu membagikan makanan setelah salat tarawih. Kalau dulu ketela, sekarang tentu berbeda kemasannya.

Memang benar ada hadiah untuk jamaah tarawih di sini, biasanya diberikan pada malam ke-29 atau akhir tarawih. Kegiatan ini, kalau tidak keliru, sudah berjalan sekitar 10 tahun, dan beberapa kali kami memberikan hadiah umrah. Besok pagi, kami akan melaksanakan pengajian rutin setiap Sabtu pagi, yang dihadiri lima ribu sampai tujuh ribu jamaah,” jelas H. Kholid Mustofa usai menunaikan salat tarawih. Ia juga mengungkapkan bahwa menjelang Lebaran, Kampung Coklat akan membagikan tunjangan hari raya (THR) kepada jamaah yang mengikuti pengajian.

Tren masyarakat berwisata pada bulan Ramadan selalu mengalami penurunan dibanding bulan-bulan lainnya. Hal ini disebabkan karena umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, kecuali untuk rutinitas yang harus dilakukan.

Tetap berkomitmen pada edukasi selama Ramadan, Kampung Coklat menggelar wisata religi dengan konsep “Ramadhan Ceria Bersama Kampung Coklat”. H. Kholid Mustofa menuturkan bahwa kegiatan Pondok Ramadan dimulai pukul 06.00 WIB dan memiliki rangkaian ibadah yang sama, seperti salat duha, salat wajib berjamaah, dan tadabur alam.

Namun, ada perbedaan dalam paket program. Untuk paket pukul 06.00–12.00 WIB, peserta bebas bermain di wahana permainan sekaligus mendapatkan cerita tentang perjalanan para nabi atau dongeng tokoh Islam yang menyampaikan pesan kebaikan.

Sementara itu, paket lainnya berlangsung mulai pukul 06.00 hingga 19.40 WIB atau 06.00 hingga 06.00 WIB. Peserta dapat memilih materi seperti Dirasah Islamiyah, Wawasan Kebangsaan, Cinta dari Anak Saleh, Adab Pergaulan Muslim, dan banyak lagi. Peserta Pondok Ramadan Kampung Coklat juga dapat memilih pembelajaran kitab fikih, seperti Risalatul Mahid, Akhlak Lil Banat, Kitab Alala, serta Aqidatul Awam.

“Pondok di sini memang dibuat ceria. Anak-anak yang mondok nantinya akan berjamaah salat duha dan salat wajib, serta melakukan tadabur alam. Selain itu, mereka juga mendapatkan cerita tentang perjalanan nabi atau materi-materi Islami lainnya. Untuk anak-anak, ada juga permainan gratis. Kapasitas di sini bisa mencapai 1.500 sampai 2.000 peserta setiap harinya,” pungkas owner Kampung Coklat Blitar, yang dikenal sebagai sosok religius dan dermawan.

(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *