Nganjuk, HarianForum.com- Angka penderita HIV/AID di kabupaten Nganjuk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tercatat ada 1.521 orang yang positif terkena HIV.
Pasalnya pemerintah daerah kabupaten Nganjuk tidak lagi bisa memantau atau melakukan pengawasan terhadap aktifitas PSK wilayah kabupaten Nganjuk sebagai imbas dari ditutupnya sejumlah lokalisasi.
Marhaen Djumadi selaku ketua pelaksana harian KPAD (Komisi Penanggulangan AID Daerah) melakukan sosialisasi untuk menekan penyebaran HIV AID di wilayah kabupaten Nganjuk. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, acara tersebut di gelar di kantor kelurahan kauman kecamatan kota Nganjuk.
Marhaen Djumadi yang juga menjabat sebagai wakil bupati Nganjuk ini mengatakan bahwa pasca ditutupnya lokalisasi menjadikan penyebaran aid meningkat, karena pemerintah tidak bisa secara langsung melakukan pemantauan kepada PSK yang ada di lokalisasi.
“Di tahun 2020 ini, kurang lebih ada 140 orang yang positif HIV AID. Dan untuk menekan angka tersebut, kita adakan sosialisasi, membentuk kader-kader kesehatan dan kita petakan di setiap kecamatan di setiap desa kira-kira siapa-saja yang diduga positif,” ungkap Wabup Marhaen.
Sementara itu, 97 persen penularan HIV AID disebabkan dari perilaku menyimpang hubungan seks sedangkan 3 persen dari ibu menyusui.
Menurut data yang ada di Komisi Penanggulangan AID Daerah Kabupaten Nganjuk, kecamatan Tanjunganom berada di peringkat pertama sebagai wilayah yang banyak terjangkit penyakit tersebut. Disusul oleh kecamatan kota dan kecamatan lain di seputaran kota Nganjuk.(Red)