Blitar, Harian Forum.com- Bila pada siang hari, bau manis sangat terasa di indera penciuman, langsung mengingatkan suasana pada pertengahan bulan puasa atau menjelang lebaran. Manisnya aroma kue khas Blitar ternyata masih bisa ditemukan di desa Sekardangan kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar. Kue semprong atau opak gambir ternyata sampai sekarang masih diproduksi, walaupun terjadi perubahan bentuk, warna bahkan mungkin juga terdapat perubahan rasa.
Diana, salah satu warga desa Sekardangan yang tetap konsisten memproduksi opak gambir hingga sekarang, keputusan memproduksi kue yang tak hilang ditelan jaman ini, sebagai salah satu pilihan selain untuk peningkatan ekonomi juga mempertahankan kearifan lokal.
Memulai usahanya di tahun 2009, ibu muda kreatif ini awalnya memproduksi kembang goyang atau yang biasa disebut matari. Kue manis yang bentuknya seperti matahari ternyata kurang direspon konsumen, dengan alasan bentuknya terlalu besar.
Pemilik pusat oleh oleh Az Zahra ini, akhirnya berusaha untuk mendapatkan alat cetak kue kembang goyang yang kecil. Mulailah dirinya pindah dari toko satu ke toko lainnya untuk mendapatkan alat tersebut, namun apa yang dicari tidak ada yang sesuai dengan keinginannya.
Tidak putus asa, Diana akhirnya berinisiatif memesan alat kembang goyang dan dengan menggunakan alat sesuai pesananya, kembang goyangnya mulai diminati oleh konsumen. ”Awal usaha kami membuat kue kembang goyang atau orang menyebut dengan matari, karena bentuknya kue matari itu terlalu besar maka produk matari kami kurang diminati. Akhirnya kami berusaha mendapatkan cetakan matari mulai dari toko yang ada di wilayah Blitar, Malang bahkan sampai Surabaya,” lanjut Diana ”Akhirnya kami berinisiatif untuk memesan cetakan kue matari yang kecil. Dari cetakan kue tersebut, produk matari kami mulai diminati dan ada perkembangan permintaan dari pembeli,” ceritanya saat ditemui di toko Az Zahra.
Dengan berjalannya waktu, permintaan matari semakin hari bertambah dan tokonyapun semakin lama semakin banyak didatangi oleh pembeli. Dari permintaan konsumenya, Diana disarankan membuat juga opak gambir, menurut konsumen untuk mendapatkan kembang goyang dan opak gambir, tidak lagi mencari di tempat yang lain. ”Produksi opak gambir inisiatif dari pembeli kembang goyang yang menginginkan agar opak gambir juga dibuat dan tersedia di toko kami, dengan maksud mendapatkan matari dan opak gambir tanpa harus mencari di toko lain,” tuturnya.
Apapun usaha pasti menemui masalah , bahan bahan untuk membuat kembang goyang maupun opak gambir serta yang lainnya, terus mengalami kenaikan harga. Dan itu salah satu yang menjadi masalah, selain kenaikan harga bahan yang digunakan, Diana juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan tenaga kerja, karena di desanya banyak sekali warga juga mempunyai usaha yang sama dengannya.
Dirinya pernah mempunyai keinginan menggunakan mesin pembuat opak gambir, namun melihat cara kerja dengan hasil yang tidak maksimal akhirnya dibatalkan ”Karena kami kesulitan tenaga kerja untuk produksi, ada niat menggunakan mesin. Tetapi setelah melihat cara kerja dan hasil tidak sesuai yang kami harapkan akhirnya kami batalkan,” pungkasnya.(Anis)