Politik dan Pemerintahan

Kericuhan Terjadi Saat Gagalnya Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya

187
×

Kericuhan Terjadi Saat Gagalnya Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya

Sebarkan artikel ini

HarianForum.com- Peserta deklarasi #2019GantiPresiden yang akan digelar di Surabaya pada hari Minggu (26/8/2018) akhirnya dibubarkan. Sudah berdatangan di Tugu Pahlawan sejak pukul 07.00. Meski area sekitar Tugu Pahlawan tengah dipenuhi warga yang sedang CFD, peserta deklarasi terlihat jelas karena sebagian mengenakan atribut #2019GantiPresiden seperti kaos atau topi.

Polisi yang telah berjaga di sekitar area tersebut segera membubarkan konsentrasi tersebut sebelum massa semakin besar. Namun mereka tetap bergeming dan tidak mau dibubarkan. Bahkan ibu-ibu dan para remaja perempuan ada yang menangis saat dibubarkan. Namun mereka tetap duduk dan bersikukuh tak mau dibubarkan.

Rata-rata dari mereka datang dalam kelompok-kelompok kecil. Namun ketika bertemu dengan kelompok lain, mereka membentuk konsentrasi massa.”Kami kan mau deklarasi, mau aksi aja, kenapa kok dibubarin,” teriak salah satu peserta deklarasi.

Setelah dibubarkan, massa deklarasi memilih berjalan mengelilingi area Tugu Pahlawan dalam satu kerumunan. Mereka tampak meneriakkan takbir dan terus menyuarakan pendapatnya. “Kita memilih pemimpin yang jujur, peduli kepada rakyat. 2019 Ganti Presiden,” teriak salah satu relawan.

Tidak hanya itu,  massa aksi juga mengajak warga yang sedang CFD untuk bergabung bersama mereka. “Ayo bu, pak, ikut gabung sini kita ganti presiden untuk 2019,” kata salah satu relawan peserta.

Warga di sekitar lokasi mulai menunjukkan penolakan dengan mengklakson kerumunan massa deklarasi. Ada pula yang melempari batu-batu kecil dari atas viaduk di Jalan Pahlawan. Namun batu-batu itu tak mengenai massa deklarasi, melainkan mengenai jalan yang belum dilewati massa deklarasi untuk menghentikan laju mereka. Polisi pun meminta agar warga tidak melempar batu dan menyuruh mereka bubar.

Di antara kerumunan massa itu, tidak terlihat Ahmad Dhani atau Neno Warisman yang dijadwalkan akan hadir. Neno dikabarkan batal hadir karena dihadang massa di Riau. Di lain tempat, ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi menolak deklarasi #2019GantiPresiden. Mereka berjalan dari Gedung Negara Grahadi menuju Jalan Tunjungan.

Mereka juga terus menyerukan jika 2019 tidak ada ganti presiden, melainkan pemilihan umum.
Dengan pengeras suara, mereka menyerukan agar Kota Surabaya tetap kondusif dan dihindarkan dari provokasi. Massa kemudian bergerak menuju Hotel Majapahit, hotel tempat Ahmad Dhani menginap. Hotel itu juga ikut dikepung. Bahkan Jalan Tunjungan pun ditutup karena aksi ini.

“Kita ganti tagar #2019pilih presiden. Pilih Presiden NKRI harga mati. Jangan khianati perjuangan Arek-Arek Suroboyo. Hotel Majapahit adalah salah satu saksi perjuangan Arek-Arek Suroboyo merobekk bendera merah, putih, biru,” ungkap salah satu orator, Didik di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (26/8/2018).

Mereka juga menyerukan agar massa deklarasi tidak mengotori Kota Surabaya dari aksi-aksi kebencian dan keinginan untuk merebut kekuasan. Sebab menurut mereka Kota Surabaya baru saja pulih dari aksi terorisme. “Baru empat bulan lalu Kota Surabaya diacak-acak oleh aksi terorisme. Kita jangan engkau pecah bela masyarakat surabaya oleh perebutan kekuasaan. Siapapun presidennya nanti kita akan dukung,” ujar Didik.

Selesai mengepung Hotel Majapahit, massa bergerak menuju Tugu Pahlawan dan akhirnya bertemu dengan massa peserta deklarasi #2019GantiPresiden, tepatnya di Jalan Indrapura.

Dalam pertemuan ini, kerusuhan pun tak terhindarkan. Kedua massa sempat cekcok dan terjadi aksi dorong-dorongan, termasuk aksi saling lempar gelas dan botol plastik air minum.

Polisi langsung berupaya memisahkan kedua massa, namun kedua massa menolak. Massa #2019ganti presiden masih berkumpul sambil menyanyikan lagu-lagu 2019 ganti presiden. Sementara massa penolak berorasi di atas motor dengan membawa toa.

Di Masjid Kemayoran kericuhan juga sempat kembali terjadi. Sebagian besar massa pro deklarasi masuk ke Masjid Kemayoran bertemu dengan massa yang menolak deklarasi, termasuk di antaranya Banser. Mereka saling adu mulut dan dorong di halaman masjid. Polisi kembali memisahkan mereka.

“Mohon seluruh pengunjuk rasa segera keluar dari masjid. Kepada seluruh pengunjuk rasa kami mohon keluar dari masjid. Kepada aparat, mohon semua pengunjuk rasa yang bikin gaduh di masjid dikeluarkan,” ujar salah satu pengurus masjid lewat pengeras suara.

Sekitar pukul 12.00 WIB, massa akhirnya dapat dibubarkan secara bertahap. Sebelumnya, polisi sempat membuat dua jalur pembubaran yakni di sisi kiri dan kanan Jalan Indrapura, Surabaya. Jalur kiri untuk massa penolak deklarasi #2019GantiPresiden, sedangkan jalur kanan untuk massa pendukung #2019GantiPresiden. Kedua jalur ini dipagari oleh polisi yang berjajar.

Hal ini pun dilakukan bergantian hingga massa di lokasi sudah tidak ada dan situasi dipastikan kembali kondusif. “Seluruh pihak sudah membubarkan diri. Surabaya sudah normal. Sebagaimana teman-teman lihat dari kemarin kami sudah mengimbau, Surabaya ini harus aman, harus kondusif menjadi tugas kepolisian,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi, Minggu (26/8/2018).

Di kawasan Hotel Majapahit massa tolak #2019GantiPresiden juga membubarkan diri. Dalam pertemuan itu, massa yang menolak deklarasi juga meminta Ahmad Dhani mengurungkan deklarasi dan meninggalkan Surabaya.

Setelah mendapat jawaban dari perwakilan Hotel Majapahit mereka membubarkan diri.”Tadi disampaikan jika mas Ahmad Dhani memang tidak ada kegiatan lagi di Surabaya. Sekarang beliau santai-santai seperti tamu-tamu biasa. Kami juga tidak tahu beliau mau cek out atau gimana,” Kata Duty Manager Hotel Majapahit Reza.

Begitu massa bubar Jalan Tunjungan dibuka kembali. Namun polisi masih melakukan penjagaan di Hotel Majapahit.

Ahmad Dhani sendiri akhirnya diketahui telah kembali ke Jakarta sekitar pukul 19.00 WIB. “Sudah di bandara tadi jam 19.00 WIB,” kata Sekertaris Relawan #2019GantiPresiden Agus Maksum, Minggu (26/8/2018) malam.(Tik/Nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *