Blitar, HarianForum.com- Dituturkan Endang Luriwati pemilik warung sego pecel pincuk bambu yang berlokasi di jalan Kenari, kelurahan Plosokerep, Kota Blitar. Atau tepatnya 50 meter ke arah selatan dari perempatan, untuk pagi dirinya membuka warung pukul 06.00 sampai pukul 10.00 wib, sedangkan pada malam hari pukul 18.00 sampai 22.00 wib.
Di warung sego pecel selain menyajikan salah satu menu kuliner khas di kota Blitar yang sampai saat ini masih banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, Endang Luriwati juga menyediakan soto tidak menggunakan santan atau biasa disebut soto bening ayam kampung.
“Selain nasi pecel ada soto ayam bening.Buka kalau pagi jam 6 sampai jam 10, untuk sore juga sama jam 6 sampai jam 10. Sambel pecel di warung saya kacangnya sengaja dengan disangrai bukan digoreng, untuk memenuhi keinginan pelanggan makanan nasi pecel tanpa minyak sehingga bisa meminimalisir kolesterol kecuali tempe, tahu atau mungkin rempeyeknya tetap membutuhkan minyak goreng. Dengan cara sangrai, pas untuk gaya hidup sehat atau diet, ya meskipun rasanya memang agak sedikit berbeda dengan sambal pecel pada umumnya tapi tetap mempunyai cita rasa khas pecel Blitar. Rencananya nanti juga ada sayur blendi juga,” tuturnya kepada HarianForum.com.
Mujianto salah satu warga Kanigoro, bisa dibilang tidak jarang datang di warung mbak Endang. Penggiat BIC Institut ini kalau tidak menikmati sego pecel atau soto bening, mungkin sekedar menikmati secangkir kopi. Dirinya mengaku bahwa lokasi warungnya lumayan luas sehingga menurutnya sangat tepat untuk dijadikan tempat bertemu dengan teman maupun koleganya.
“Cocoklah kalau ngopi disini, selain bisa untuk berkumpul atau pertemuan dengan teman teman, juga nyaman untuk sekedar istirahat. Tapi yang pasti kopinya memang mantap,” tukas Mujianto kembali mengutak utik laptopnya.(Ans)
