Nganjuk, HarianForum.com- Vidio seorang wanita yang mengeluhkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk tentang pasien yang diduga reaktif positif Covid 19, viral di media sosial.
Seorang wanita tersebut adalah Yulma, yang saat itu sedang mengatarkan saudaranya yang terpapar Covid 19. “Saya menyayangkan pelayanan IGD, karena pasien terpapar covid-19 yang harusnya butuh penanganan yang insentif ini, terkesan ditelantarkan dan dicampur dengan pasien yang negatif,” ujarnya. Rabu (13/01).
Sementara, saat dikonfirmasi oleh awak media via handphone, Wakil Direktur RSUD Nganjuk dr. Tien membenarkan hal itu, hanya miss komunikasi saja, karena RSUD Nganjuk usai di Lock Down jadi untuk tenaga dan sumber daya manusia ( SDM) nya untuk saat ini sangat terbatas.
“Pasien tidak ditelantarkan tapi memang proses penanganannya harus lebih detail dan terverifikasi, kita tidak bisa langsung memutuskan bahwa pasien ini positif karena harus benar benar teliti dan jeli, sedang pegawai kita untuk yang bagian Radiologi dan Rongsen saat itu baru melepas pakaian APD (Alat Pelindung Diri) sekitar pukul 24.00 wib,” ujar Dokter Tien.
Karena banyaknya yang terkonfirmasi di RSUD Nganjuk, kata Dokter Tien, sebagai tenaga medis harus extra hati – hati apalagi petugas Radiologi sendiri sangat terbatas. Dan untuk pasien yang negatif maupaun positif pihaknya sudah menyediakan tempat sendiri. “Tenaga medis pun saat memakai Alat Pelindung Diri (APD) itu saja sudah memakan waktu karena harus benar – benar aman,” ungkapnya.
Karena kondisinya seperti ini, sebagian tenaga medis menjalani isolasi mandiri dan menjalani perawatan, sehingga SDM terbatas. Diharapkan pasien bisa mengikuti aturan rumah sakit, karena sebelum pasien dinyatakan positif, pasien dilakukan scanning, jadi kita tidak bisa menvonis orang itu positif apa negatif dan sebenarnya kita tidak anti kritik selagi demi kemajuan dalam pelayanan rumah sakit,” pungkas Dokter Tien.(Red)