Serba-serbi

Udan Salah Mongso, Sinyal Menyambut Datangnya El Nino ?

683
×

Udan Salah Mongso, Sinyal Menyambut Datangnya El Nino ?

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Perhitungan musim, pada kalender Pranoto Mongso awal mangsa Kasa waktunya 41 hari dimulai tanggal 22 Juni hingga 1 Agustus, sotya murca saking embanan, artinya mutiara hilang dari tempatnya. Dalam terjemahan, sotya daun sedangkan murca hilang, sedangkan saking dalam bahasa Jawa artinya dari dan embanan adalah tempat.

Ungkapan yang mengandung kiasan indah memiliki arti luas yang biasa disebut tembung sanepan, sotya murca saking embanan yang diteruskan dengan kalimat akeh godhong padha rontok, wit-witan padha ngarang, mengilustrasikan pada masa tersebut kondisinya kering karena tidak ada hujan, belalang masuk ke tanah untuk reproduksi serta daun daun berjatuhan merupakan tanda masuknya musim kemarau.

Namun saat ini kalender yang menggunakan ilmu titen atau menandai kejadian sebelumnya, bukan mengetahui masa yang akan datang melalui cara supranatural atau pada umumnya dikatakan tidak rasional, untuk sementara tidak sesuai dengan kejadian yang ada.

Tidak hanya penanggalan kearifan lokal bagi petani yang digunakan untuk menentukan musim bercocok tanam, tetapi lembaga berkompeten dengan iklim dan cuaca yang berbasis sains dengan dukungan peralatan tehnologi, telah memprediksi prakiraan musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia awal musim kemarau sekitar bulan April hingga Juni.

Bahkan dalam bulan Juni diperkirakan mengarah terjadinya El Nino, tetapi pada kenyataannya diakhir bulan pertengahan tahun hingga awal sepekan pada bulan Juli, terjadi hujan dengan intensitas tinggi maupun rendah dalam dua pekan di beberapa daerah yang sempat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Bukan prediksi yang meleset, tetapi menurut lembaga pemerintah Nonkementrian bahwa El Nino di kisaran bulan Juni 2023 masih pada tingkatan lemah , dan diperkirakan setelah bulan tersebut akan El Nino akan menguat. Perkiraan tersebut seiring dengan pernyataan United Nations atau Perserikatan Bangsa Bangsa, adanya ancaman baru yang akan menghampiri dunia.

Peringatan tersebut berdasarkan jurnal dari tim peneliti World Meteorological Organization atau WMO, dimana badan meteorologi dunia telah memprediksi El Nino bakal terjadi dengan kategori kuat dan dampaknya bisa lebih besar.El Nino diperkirakan akan menghampiri seluruh belahan dunia di bulan Agustus hingga bulan Oktober 2023, termasuk wilayah Indonesia.

El Nino merupakan salah satu fenomena alam akibat peningkatan suhu permukaan laut menyebabkan berkurangnya curah hujan dan sangat berpotensi sebagai pemicu kekeringan yang berdampak keterbatasan air untuk kehidupan, serta menjadi sebuah ancaman yang serius terhadap gangguan ketersedian pangan.

Relevansi terhadap pertanian, El Nino biasanya menyebabkan pola cuaca berubah, sehingga jenis tanaman pertanian pada musim tanam tidak bisa dipastikan ditanam atau setidaknya dibutuhkan waktu untuk penundaan dalam penanaman dengan tanaman pertanian yang sesuai.

Berkurangnya atau bahkan hilangnya ketersediaan air untuk pertanian sangat berpotensi terjadinya gagal panen. Selain itu perubahan cuaca dapat menciptakan kondisi menguntungkan bagi beberapa penyakit serta hama tanaman, yang pernah diungkapkan Sumidi seorang petani di kabupaten Blitar kepada HarianForum.com tanggal 6 Juli 2023.

Meminimalisir dampak dari El Nino, menjadi hal yang urgen tidak hanya bagi pelaku pertanian namun juga institusi pemerintah yang memiliki kebijakan pada sektor pertanian terutama ketahanan pangan, harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat dengan melakukan pengamatan secara rutin terhadap perkembangan cuaca, dan selalu memperhatikan informasi situasi serta peringatan dini tentang El Nino.

Memelihara keberadaan dan keberlanjutan air selain dengan berhemat penggunaan air, menjaga sumber air serta mengoptimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air untuk menyimpan air sisa pada musim hujan, menjadi tindakan antisipasi terjadinya kekeringan. Pelaku pertanian sebijak mungkin juga melakukan diversifikasi tanaman dengan mempertimbangkan penanaman dengan varietas tanaman yang mempunyai ketahanan lebih terhadap kondisi kemarau panjang atau kekeringan.

Selama El Nino, pelaku pertanian perlu memperhatikan adanya resiko adanya peningkatan serangan organisme penyakit tanaman dengan manajemen pengendalian yang tepat.Dan paling penting, keterlibatan serta dukungan institusi pemerintah memberi dukungan kepada para pelaku pertanian dalam menghadapi dampak El Nino, dengan memberikan pelatihan, bantuan tehnis pengelolaan pertanian yang berkelanjutan, serta akses informasi dan lainnya.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *