Seni Budaya

Situs Gadungan, Destinasi Wisata Spiritual Dan Sejarah, Minim Perhatian Dari Pemerintah

454
×

Situs Gadungan, Destinasi Wisata Spiritual Dan Sejarah, Minim Perhatian Dari Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Area situs Gadungan, Gandusari, Blitar.

Blitar, HarianForum.com- Diawali melintas hutan dengan jalan tanah terlihat basah, dan sekali terdapat genangan air sehabis terguyur hujan, menjadi sebuah kesan tersendiri dalam perjalanan Harian Forum.com, ditemani Setyo Budianto dan Sugianto, penggiat karang taruna kecamatan Gandusari, menyambangi mas Suroso seorang juru pemelihara situs Gadungan, penerus mbah Harjo.

Jauh dari pemungkiman warga, diiringi alunan suara tongeret di pucuk pohon, padepokan mas Suroso berada di lereng gunung Gedang yang dikepung pohon pohon pinus cukup lebat dan ditambah mendung hitam yang masih tetap bergantung dan terkadang menurunkan tetesan air, membuat suasana benar benar menambah keheningan.

Situs Gadungan, terletak di desa Gadungan, kecamatan Gandusari, kabupaten Blitar, menyimpan tidak sedikit benda benda sejarah diyakini sebagai peninggalan masa kejayaan kerajaan Mojopahit. Ditemui di padepokannya, mas Suroso dengan penuh rasa kekeluargaan menyambut dengan ramah. Bahkan juru pemelihara situs Gadungan mempersilahkan 3 gelas benteran, untuk mengusir hawa dingin yang mulai terasa menghinggapi kulit.

Duduk di depan padepokan, mas Suroso mengawali penuturannya tentang situs Gadungan, yang ditemukan oleh Mbah Harjo pada tahun 1994. Melanjutkan ceritanya, melalui mimpi mbah Harjo memperoleh isyarat dari seorang wanita, menurut keyakinan mbah Harjo yang hadir dalam mimpinya tersebut adalah Dyah Gitarja atau dikenal dengan Tri Buana Tungga Dewi, dalam Nagarakretagama, Dyah Gitarja mempunyai nama lengkap Tribhuwana Wijayatunggadewi, merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri.

“Mbah Harjo menemukan situs Gadungan lewat mimpi. Pada saat itu mbah Harjo bermimpi didatangi seorang wanita yang memakai kuluk (mahkota ratu.red), meminta menggali di pohon pisang. Mbah Harjo kemudian menggali tempat yang diminta dalam mimpinya. Pada akhirnya Mbah Harjo menemukan benda benda purbakala, dan melaporkan ke pihak terkait tentang ditemukan tempat adanya benda benda purbakala. Selanjut benda yang ditemukan mbah Harjo sebagian dibawa petugas untuk disimpan ke Trowulan Mojokerto (Balai Pelestarian Cagar Budaya.red), dan ada beberapa dari candi ini dibawa ke candi Penataran,” tutur mas Suroso.

Di padepokan mas Suroso (tengah), juru pemelihara situs Gadungan.

Terdapat sebuah candi di lokasi situs Gadungan yang berada di gunung Gedang. Pada saat ditemukan candi tersebut telah terjebak pada akar beringin. Sehingga candi yang dimungkinkan masih berkaitan dengan candi Penataran dinamakan candi Ringin Branjang.

Memiliki suasana tenang dengan hawa yang sejuk bahkan terasa dingin, situs Gadungan diminati pengunjung yang datang selain dari Blitar, tidak sedikit yang datang dari Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Jombang, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bali, Kalimantan, dan Sumatra. Mas Suroso menjelaskan, kebanyakan tamu atau pengunjung yang datang ke situs Gadingan untuk melakukan ritual dan kegiatan spiritual.

“Sesuai pesan Mbah Harjo yang menemukan situs Gadungan, benda benda yang ditemukan untuk dipelihara, diperhatikan dan dimanfaatkan. Mbah Harjo berpesan untuk uri uri (merasa ikut memiliki.red) benda penemuannya, melestarikan budaya dan jaga hutan beserta isinya. Kami sangat setuju untuk areal situs Gadungan dijadikan destinasi wisata spiritual dan wisata sejarah. Namun sayangnya sampai saat ini perhatian dan dukungan sangat minim sekali. Maka kami sangat berharap ada pihak yang berkenan untuk ikut melestarikan situs Gadungan penemuan mbah Harjo,” jelasnya.

Wilayah kecamatan Gandusari, kabupaten Blitar, memiliki sumber daya alam yang besar. Daerah yang berada di sebelah selatan gunung Kelud, menyimpan potensi yang sangat berpeluang dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Setyo Budianto dan Sugianto, tidak pernah merasa lelah berjuang melakukan inovasi dan kreasi untuk menumbuhkan dan membangkitkan responsif tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di wilayah sekitar tempat tinggalnya. Ditanya tentang situs Gadungan untuk dimanfaatkan sebagai tempat tujuan wisata spiritual dan sejarah, dengan dukungan keterlibatan pemerintah.

Setyo Budianto menyampaikan pendapatnya “Benda apapun yang diemukan disini memiliki nilai sejarah dan merupakan asset negara, maka perlunya pemerintah ikut terlibat untuk menjaga kelestarian situs Gadungan. Disini masih kental dengan suasana yang alami dan asri, termasuk juga adanya peninggalan sejarah. Harapan kami kepada semua pihak, agar sumber daya alam dilestarikan, dan peninggalan sejarah semua tetap dijaga, agar generasi yang akan datang bisa menikmati,” pendapat Setyo Budianto yang disepakati Sugianto, teman penggiat karang taruna kecamatan Gandusari.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *