Berita

Refleksi 20 Tahun, Agenda Reuni Somasi Mengajak Generasi Muda Melawan Korupsi

163
×

Refleksi 20 Tahun, Agenda Reuni Somasi Mengajak Generasi Muda Melawan Korupsi

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com – Pagi menjelang siang tanggal 12 Agustus 2004, para aktivis swadaya masyarakat, Abdul Khamim, Aminudin Fahruda, Bachroni, Muhamad Makin, Ahmad Mujaibir, Edy Saputra, Andi Yuwono, Farhan Mahfudzi,
Alm.Mohamad Sihit dan Alm.H Lutfi , bergerak dalam koalisi aksi sapu jagad Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi atau Somasi, menyuarakan aspirasi kepada legislatif, eksekutif serta yudikatif, menuntut berkomitmen menjalankan penyelenggaran pemerintahan bersih bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN di Blitar.Kurang lebih bersama 400 massa dari komunitas dan lembaga swadaya masyarakat, Somasi menuntut transparasi adanya kasus dugaan korupsi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah kabupaten Blitar.

Somasi menuntut transparasi adanya kasus dugaan korupsi

Dalam aksinya, massa somasi dengan membawa puluhan poster serta melakukan orasi dengan tuntutan – tuntutan yang diawali di kantor DPRD kabupaten Blitar, kantor pemerintah daerah kabupaten Blitar hingga ke kantor kejaksaan negeri Blitar.Dirasa belum memperoleh jawaban yang diinginkan, tiga hari kemudian juga dengan membawa massa, Somasi menggelar aksi kembali ke kantor kejaksaan negeri Blitar beberapa kali, hingga dilakukan aksi mogok makan.

Selasa, 5 Oktober 2004 menjadi hari yang mempunyai nilai sejarah bagi massa Somasi, yang mana kepala kejaksaan negeri Blitar Sriyono, SH menyatakan dengan tegas komitmennya untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi di pemerintah kabupaten Blitar.Menanggapi pernyataan kepala kejaksaan negeri Blitar, massa Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi Blitar pada saat itu juga bersepakat membubarkan diri dan tidak melakukan aksi turun jalan kembali.

Gerakan menyampaikan pendapat di muka umum atau unjuk rasa, Somasi bukanlah sebuah gerakan gertak sambal dan tidak mempunyai agenda politik apapun, apalagi urusan dengan individu – individu di birokrasi, tidak ada sama sekali.Dalam aksinya, Somasi juga bukan gerakan pesanan donatur maupun sponsor, dimana pembiayaan aksi semuanya dilakukan secara swadaya.

Korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin terkikis apalagi hilang, akan tetapi pelanggaran Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme semakin menggurita.Perilaku kejahatan ekonomi sudah hampir menjadi kultur budaya, dimana sumber sebagai penyebab salah satunya mudahnya melakukan penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat dalam mengelola keuangan serta pengambilan kebijakan – kebijakan publik, dikarena lincahnya lembaga pengelola keuangan memainkan peran dengan sistematis, sedangkan lembaga yang mengawasi dan sebagian anggota masyarakat yang memiliki kepentingan justru juga ikut menikmati konspirasi.Sementara sebagian penegas terhadap pelanggaran undang – undang malah lebih memilih bungkam.

Korupsi awalnya tindakan yang dilakukan secara sembunyi – sembunyi, namun dengan berjalannya waktu dan seiring terjadinya perubahan pola pikir sebagian kalangan di masyarakat yang hanya menghargai sisi materialistis terhadap individu, lambat laun kejahatan kemanusiaan tersebut telah termanivestasi, dan dianggap sebuah tindakan yang lumrah.Diperlukan komitmen yang kuat dari elemen – elemen masyarakat, kembali berperan aktif ikut menghambat pekembangan budaya korupsi.

Dari pertemuan beberapa aktivis Somasi pada acara Merawat Akal Sehat di Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja, di Pendopo Islam Nusantara, desa Sekardangan, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar, timbul kerinduan untuk bisa berkumpul kembali namun tidak merencanakan gerakan turun jalan untuk menyuarakan aspirasi, akan tetapi kembali menyampaikan cerita perjalanan aksi Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi 20 tahun yang lalu.

Seiring dengan rencana diadakan reuni 20 tahun Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi, para aktivis Somasi nampaknya lebih menyepakati bila silaturahmi dijadikan momentum untuk menyebarkan virus edukasi
dikalangan anak – anak muda, terutama Gen Milenial dan Gen Z,
untuk melawan korupsi, kolusi dan nepotisme, dan ini menjadi sebuah keinginan besar.Doktrin heroisme melakukan perlawanan terhadap korupsi harus ditanamkan kedalam pemikiran dengan harapan menjadi mindset yang fundamental bagi anak muda, sehingga kedepannya generasi mendatang tidak ikut terseret keruang kebebasan berkorupsi, dan membentuk pemikiran terhadap bahaya berkembangnya budaya korupsi.Sudah waktunya anak – anak muda ditempa pribadinya, komunitasnya serta keberadaanya di kalangan masyarakat yang lebih luas.

Refleksi 20 Tahun, Agenda Reuni Somasi

” kawan – kawan sepakat agenda reuni Somasi dilaksanakan dalam bulan Agustus, dan reuni nanti dijadikan moment sebagai bentuk gerakan solidaritas serta seruan moral untuk terus melawan praktek korupsi di bumi Nusantara ” terang Andi Yuwono, salah satu aktivis Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi kepada Harian Forum.com (Ans).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *