Serba-serbi

Petani dan Perangkat Desa Gogodeso Blitar Geruduk Desa Besur Lamongan

220
×

Petani dan Perangkat Desa Gogodeso Blitar Geruduk Desa Besur Lamongan

Sebarkan artikel ini
Choirul Anam saat menyampaikan tujuan studi di Desa Besur, Sekaran, Lamongan.

Lamongan, HarianForum.com – Kedaulatan pangan sudah menjadi tekad para petani dan pemerintah Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Usaha untuk mencapai tekad tersebut tidak hanya mengelola secara bijak sumber daya alam, namun juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama tehnologi tanaman padi.

Usaha meningkatkan sumber daya petani di Gogodeso dinyatakan dalam bentuk studi pra dan pasca panen, serta memfungsikan sumber daya alam disekitar Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan.

Rombongan yang dikoordinir oleh Choirul Anam terdiri dari petani, pengusaha pengelola hasil pertanian, serta perangkat desa, diterima dengan penuh kekeluargaan oleh Kepala Desa Besur, Abdul Haris Suhud, Sabtu (12/5/18).

Dalam studi Surgo yang mempunyai arti Besur Gogodeso ini berlangsung di Balai Desa, yang juga dihadiri oleh Dr. Ir. Gatot Mudjiono dan Khamim Ashari.

Haris Suhud mengatakan tentang perjalanan revolusi petani di Desa Besur. Yakni dengan merubah pola sistem tanam dan perlakuan pada tanaman menggunakan agen hayati. Hal ini tidak hanya membuat beras menjadi sehat tapi juga penggunaan biaya pengelolaan menjadi murah dibanding dengan penggunaan pestisida kimia.

“Petani di Desa Besur melakukan penerapan tanam padi dengan hayati, baik memanfaatkan jerami serta tumbuh-tumbuhan disekitar, tapi juga membuat agen hayati secara mandiri. Dengan penerapan tersebut sebagian besar untuk lahan 1 Ha sawah bisa menghasilkan 14 ton, sedangkan yang paling sedikit adalah 10,8 dan itu hanya terdapat pada satu petani.” Papar Haris Mashud.

Dalam kegiatan yang sama, Hamim Ashari pendamping pertanian di Desa Besur dengan semangat menyampaikan secara detail sistem terapan pertanian, baik mulai perencanaan serta pengelolahan pasca panen, terutama pada pengendalian hama.

“Untuk pengendalian hama, petani tidak terlalu aktif menggunakan bahan kimia sebagai pemusnah, akan tetapi lebih melakukan tindakan lebih bijak seperti melihat waktu hama datang dan juga bisa dengan cara mengundang musuh alami agar datang, yakni dengan menanam tanaman Refugia.” Tukas Khamim kepada rombongan petani Gogodeso. (anis/nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *