Kenali Kelainan Bawaan Sejak Lahir pada Kelamin Anak Laki-laki, Raba dan Periksa Sejak Dini. Demikian pesan yang disampaikan Dokter Spesialis Bedah Urologi RSUD Jombang, dr Yohan Affandi, Sp.U saat berdialog pada acara Humas RSUD Menyapa, yang dipandu Ernia Rosita S.Kep. Ners dengan topik bahasan Hipospadia dan UDT.
Mengapa harus mengenali sejak dini, karena aspeknya bisa menimbulkan gangguan saat berhubungan bila sudah dewasa. Efek utamanya dalam hal kesuburan reproduksi dan dapat memmpengaruhi psikologis sang anak.
Mengawali perbincangan, dokter memberikan pemahaman apa itu Urologi. Pertama, yakni, bidang ilmu kedokteran atau kesehatan yang mempelajari atau membantu kelainan pada saluran kecing, baik pada laki-laki maupun perempuan serta kelainan pada kelamin laki-laki.
Untuk itu, dokter Yohan menyarankan kepada orang tua untuk segera memeriksa atau memperhatikan bentuk alat kelamin dan jumlah Buah sakar pada anak laki-laki (bayi) yang baru dilahirkan.
Dokter Yohan menyebut, Hipospadia adalah kondisi ketika muara uretra (lubang kencing) pada bayi laki-laki tidak berada pada posisi yang seharusnya. Pada Hipospadia, lubang kencing atau muara uretra berada di bagian bawah penis.
Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau kesulitan berhubungan seksual saat dewasa.
“Hipospadia dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan khusus,” tandasnya.
Kasus hipospadia bervariasi, lubang kencing berada tidak pada ujung kemaluan (penis), tetapi dapat berada di bawah depan, di tengah, bahkan dibelakang dekat dengan kantong zakar.
“Perhatikan saat bayi kencing, apabila normal ke dépan, Alhamdulillah, tapi jikalau ada yang aneh dapat diperiksakan ke faskes terdekat atau ke dokter spesialis,” tuturnya.
Jika menemukan hal serupa ini dapat dibawa ke tenaga kesehatan untuk diperiksa. Tindakan operasi untuk memperbaiki kelainan bentuk penis tersebut dapat dilakukan saat umur 2 tahun atau sebelum menginjak usia Sekolah Dasar karena dapat mengganggu proses belajar, tukas dokter spesialis Urologi alumnus Universitas Airlangga tahun 2019 ini.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipospadi yaitu diantaranya adalah; faktor keturunan, hamil pada saat berusia 40 tahun ke atas, anak terlahir prematur, menderita obesitas dan diabetes saat hamil, menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan, terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil, efek konsumsi alkohol.
UDT (undescended testis atau testis tidak turun)
Normalnya, kata dokter, buah pelir atau zakar bagi laki-laki ada dua dan keduanya bereda di kartong zakar.
Menurut dokter, ketika baru latir harus diperiksa mulai dari ada, atau tidak adanya dua buah zakar, posisi saluran kencing, posisi lubang kencing. Ulangi pemeriksaan tersebut saat mandi atau saat mengganti popok.
Bila tidak ditemukan étau ragu, keluarga data membawa bayi ke dokter untuk dilakukan pemerjiksaan lebbig panjut guna memastikan kelainan tersebut.
Jika saat pemeriksaan ditemukan buah zakar tidak pada tempatnya, dapat dilakukan operasi untuk memindah buah zakar ke tempat yang seharusnya, yaitu didalam kantong zakar.
Usia yang optimal untuk dilakukan operasi pemindahan buah zakar dapat dilakukan saat usia 18 bulan dan sebaiknya sebelum usia 5 tahun untuk menjaga fungsi kesuburan dan mencegah terjadinya keganasan buah zakar.
Tim Medis Poli Urologi RSUD Jombang, memiliki peralatan canggih memadai, didukung dua orang dokter spesialis, siap memberikan layanan terbaik.Untuk Jam buka loket pendaftaran 07.00-12.30 WIB pada hari Senin – Kamis dan untuk hari Jum’at 07.00-11.00 WIB, pungkas dokter Yohan Affandi.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya UDT yaitu diantaranya adalah faktor keturunan, anak terlahir prematur atau berat badan lahir rendah, terpapar pestisida atau bahan kimia saat hamil, efek merokok dan konsumsi alkohol.(lil)