Blitar, HarianForum.com – Kedaulatan pangan merupakan independensi memaknai sistem pangan untuk kebutuhan sendiri.Salah satu komponen penting kedaulatan pangan menempatkan individual dalam proses produksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi pangan dengan membuat kebijakan serta mengambil keputusan sendiri atas pangan, bukan korporasi.
Kedaulatan pangan lahir dan hadir sebagai sikap untuk menanggapi konsep ketahanan pangan yang dijalankan dengan kebijakan penyediaan pangan dengan mendominasi secara keseluruhan, meskipun ketahanan pangan tidak hanya bersumber dari hasil produksi didalam negeri, tetapi juga menggunakan kebijakan impor. Pola ketahanan pangan, menekan proses produksi tanaman pangan dengan pemberian nutrisi yang bertujuan bisa memenuhi kebutuhan.
Dengan memacu kuantitas atau volume yang besar terhadap hasil produksi, dibarengi hilangnya ruang pasar bagi produsen pertanian yang kecil, serta ketergantungan petani terhadap pendukung produktivitas hasil pertanian yang tidak ramah terhadap lingkungan, menjadi ladang keuntungan bagi para pelaku korporasi pangan.
Dimana korporasi pangan dimiliki oleh pemodal besar, yang tidak hanya menguasai hasil hasil produksi dari tanaman pangan, tetapi juga mencengkeram sistem pengendalian perdagangannya. Sedangkan di pihak petani yang dalam kesehariannya mengolah lahan pertanian namun penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, semakin hari dirasa semakin terpuruk.

Membangun kedaulatan pangan, tidak hanya menjadi slogan, namun memiliki semangat dengan tindakan nyata mulai memilih bibit tanaman pangan yang bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, menyiapkan lahan atau tanah sebagai media tanam, menguasai cara menanam, pengaturan pengairan
dengan tepat, waktu pemberian pupuk tambahan serta memantau hama dan penyakit.
Bersinergitas dengan P4S Alam Lestari Blitar, bersama membangun kedaulatan pangan di Blitar raya untuk membangkitkan petani, terutama bagi petani kecil yang selama ini tidak terasa telah tercengkeram dengan kapitalisasi politik pangan, Agung Prabowo Budi Santoso mengungkapkan Mari Sejahterakan Petani Indonesia Blitar Raya, gencar membangun demplot atau Demontration Plot, merupakan metode pendampingan pertanian kepada petani, membuat lahan percontohan, dengan tujuan petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan di seluruh wilayah kabupaten maupun kota Blitar.
“Kita menawarkan ke petani dan ternyata banyak yang merespon untuk pembuatan demplot dengan pengaplikasian sesuai SOP (Standard Operating Procedure.red) jagung MSP, namun untuk awal petani menginginkan dengan luasan yang tidak terlalu banyak”, ungkap ketua MSP Indonesia
Blitar raya saat menyerahkan bibit jagung varietas MSP kepada kelompok tani yang berada di desa Ringinrejo kecamatan Wates, kabupaten Blitar (9/7).
Agung menambahkan penuturannya, bahwa biaya minimal atau sedikit atas proses sampai hasil produksi jagung lokal MSP namun mempunyai kualitas dan kuantitas yang maksimal, serta dapat ditanam secara berulang-ulang, merupakan keunggulan dari benih jagung MSP. “Diharapkan oleh para petani untuk pendampingan dari kita dilakukan secara maksimal, agar nantinya bisa memperoleh hasil maksimal pula. Sehingga dengan perolehan hasil tersebut akan merembet kepada petani yang lainnya”, tuturnya seusai acara penyerahan kepada kelompok tani, didampingi Pembina MSP Indonesia Blitar raya, Suwito Sarens.(Ans)