Blitar, HarianForum.com- Pertemuan para penggiat ekonomi desa untuk membangkitkan gairah BUMDesa sebagai sumber daya peningkatan ekonomi desa dan usaha masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi desa, dibuka Drs. Rijanto, Bupati Blitar.
Kegiatan untuk menyatukan hasrat membangun pilar kegiatan ekonomi di desa dan dikemas dengan Bincang Bincang Seputar BUMDesa, tidak hanya di hadiri oleh pengelola BUMDesa dari 20 kabupaten di Jawa Timur, namun para pengelola BUMDesa dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, Bangka Belitung, Sumatera Utara dan NTT turut hadir Nugroho Setijo Nagoro direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Desa -Kemendes, dan kepala Dinas PMD provinsi Jawa Timur Muhammad Yasin serta Rika Fatimah, hadir sebagai narasumber dalam agenda sarasehan selain membahas permasalahan juga mencari solusi terhadap BUMDesa yang mangkrak.
Kepala Dinas PMD kabupaten Blitar Mujianto, Asisten II Setda kabupaten Blitar Tutik Komariyati, ketua umum PBI Pusat Sariyatna, Kepala Desa Slorok Bambang Siswaya beserta perangkat desa Slorok, Pendamping Desa, aktivis Lembaga Pengamat BUMDesa dan Lembaga Swadaya Masyarakat juga nampak hadir pada acara yang dihelat pada Minggu 15 Maret 2020 di gedung serba guna desa Slorok, kecamatan Garum, kabupaten Blitar.
Tidak adanya pemahaman masyarakat mengenai BUMDes secara tepat, merupakan salah satu penyebab matinya pada unit usaha BUMDes. Namun dalam acara bincang bincang, seusai ketiga narasumber menyampaikan pandangan serta pendapatnya, penyebab mangkraknya pada badan usaha milik desa ini mulai terurai dan dipahami dengan jelas oleh peserta.
Tidak terlihat surut semangat para pengelola BUMDesa yang mengikuti rangkaian acara sampai paripurna. Bahkan banyak peserta mengungkapkan, telah meneguk inspirasi untuk bangkit bersama membangun BUMDesa sebagai lembaga desa yang memiliki aktivitas dalam menjalankan usaha ekonomi untuk memperoleh kemanfaatan yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Salah seorang pengelola BUMDesa Suralita Mandiri Sejahtera, mengaku sangat salut kepada panitia penyelenggara pertemuan BUMDesa se Jawa Timur. Meskipun dengan waktu yang sempit, namun sukses menggelar acara dengan sukses. “Salut untuk panitia dan bumdesa Jawa Timur, pertemuan ini menjadi inspirasi kami untuk memupuk kekompakan dan menjadi modal semangat bagi kami. Informasi dari grup grup (sosmed.red) Lampung, Bali, Bengkulu dan daerah di Sumatera lainnya ingin menggelar pertemuan BUMDesa seperti sekarang,” terang Suyatno peserta dari Tangerang, Banten.(15/3/20).
“Saya acungi jempol untuk persatuan bumdes di Jawa Timur, terutama dalam kesolidan di sini, sekali lagi saya acungi jempol. Tadi sudah dishare di grup kami, bahwa pertemuan menjadi inspirasi bagi kami. Kalau di Jawa Timur bisa dilakukan seperti ini, mengapa kita tidak,” tegas Tri dari BUMDesa Binangun Mandiri, Sidoharjo, Kulon Progo, Yogyakarta.
Faktor kebangkrutan badan usaha di desa dimungkinkan karena tidak adanya integritas pengelola dan bahkan badan usaha yang memiliki unit usaha di desa, digunakan sebagai kegiatan sampingan. Karena adanya faktor pada pengelola merupakan salah satu penyebab mandeknya roda penggerak pada badan usaha. Perencanaan, sarana, dan prasana harus dimiliki. Dan sebelum menjalankan sebuah usaha, pengelola badan usaha harus terorganisir dengan jelas serta memiliki tujuan tidak hanya berhasil namun harus menghasilkan.
Pemerintah desa dan atau pemerintah daerah kabupaten merupakan badan yang harus aktif melakukan monitoring. Melakukan monitoring secara berkelanjutan, merupakan mekanisme yang tepat dalam memantau kegiatan BUMDes. Dalam monitoring bisa juga dilakukan oleh dewan komisaris, dewan penasihat maupun lembaga masyarakat desa. Sedangkan pemerintah desa dan atau pemerintah kabupaten tidak hanya memonitoring namun juga harus menjaga rutinitas dalam mengevaluasi kinerja BUMDesa.
Bambang Siswaya, kepala desa Slorok, kecamatan Garum, kabupaten Blitar menyampaikan apresisasi atas penyelenggaraan pertemuan BUMDesa. Menurut Bambang, acara yang digelar bisa dijadikan semangat menjalankan kegiatan BUMDesa yang secara umum dikatakan belum lancar “Bumdes yang selama ini bisa dikatakan mati suri, dengan adanya acara tersebut bisa mencari terobosan agar dapat hidup serta berjalan. Dan pengelola bumdes akan tergerak lebih semangat dalam menjalankan Bumdes,” tandasnya.(Ans)