Pertanian

Mengembalikan Kejayaan Petani Nanas Blitar

455
×

Mengembalikan Kejayaan Petani Nanas Blitar

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Selain tersedianya lahan pertanian yang subur di beberapa wilayah di Kabupaten Blitar dengan rendahnya kandungan kapur pada tanah, adanya pasir dan abu vulkanik akibat erupsi gunung Kelud, yang memiliki kandungan kalium serta fosfat secara alami dan mampu menggemburkan tanah, membuat lahan lahan di wilayah tersebut berpotensi menjadi klaster budidaya tanaman nanas unggulan.

Budidaya pada tanaman nanas apabila dilakukan dengan optimal akan memiliki daya yang kuat untuk menumbuhkan serta meningkatkan ekonomi di sektor pertanian, khususnya bagi petani tanaman buah nanas Blitar.

Permintaan komoditas subsektor hortikultura buah nanas cukup signifikan, baik untuk pasar pasar lokal maupun permintaan dari beberapa usaha kecil mikro terutama usaha pendukung pada sektor pariwisata.

Ditambah adanya sarana perolehan informasi, sehingga sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa buah nanas kaya akan vitamin, enzim, dan senyawa tanaman sebagai antioksidan. Selain itu, buah yang berasal dari Brazil, Bolivia dan Paraguay ini juga dipercaya dapat membantu melancarkan sistem pencernaan serta memiliki kalori yang rendah.

Seperti terlihat di pasar Patok, nanas jenis Cayenne dan Queen masih menjadi pasokan pasar yang berada di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Nanas jenis Cayenne mempunyai keunggulan selain kandungan air yang cukup tinggi, hatinya relatif kecil serta mata di daging buahnya tidak terlalu dalam.Rasanya manis dan asam yang khas, nanas tersebut lebih banyak dikonsumsi menjadi makanan dalam kemasan. Nanas Cayenne merupakan nanas dengan daun yang tidak berduri, mempunyai berpeluang menjadi komoditas ekspor.

Ahmad Yanuar, setiap harinya berdagang nanas, ditemui Harian Forum.com Senin (22/2), mengakui dirinya di pasar Patok usahanya berdagang terbilang belum lama. Namun dirinya mengungkapkan bahwa di pasar Patok telah menjadi tempat bertemunya petani dengan pedagang nanas yang cukup menguntungkan.

“Kalau kondisi dengan adanya pengaruh covid terjadi penurunan lebih dari separo, sekarang sehari hanya 2 mobil saja, biasanya sampai 5 mobil dalam sehari. Kalau dulu dalam kondisi normal pasar disini ramai. Setiap hari mulai jam 8 sampai jam 11 kondisinya sangat ramai, belum lagi menjelang hari hari besar pasar tidak menampung kendaraan masuk,” ungkapnya.

Jenis nanas Queen rata rata memiliki bobot 1 kilo gram perbuahnya, dengan bentuk lonjong selain mempunyai rasa buah yang sangat manis, juga memiliki aroma yang harum, serat buahnya halus, dengan daging berwarna kuning, serta tekstur renyah diterima baik oleh pasar. Namun nanas Queen dikonsumsi dalam keadaan segar, karena kurang memiliki daya tahan jika diawetkan, sehingga nanas tersebut lebih banyak memenuhi kebutuhan di pasar tradisional.

Selain Ahmad Yanuar, pedagang nanas di pasar Patok, Amin bersyukur dengan berdagang di pasar Patok. Dituturkan usaha dagang yang dilakoninya sejak tahun 1994, dirinya mengaku bahwa usahanya terus mengalami perkembangan dengan baik.

“Alhamdulillah usaha dagang disini semakin baik.Untuk hari biasa seperti sekarang 2 pick up, tapi kadang 4 kendaraan pick up juga bisa habis. Kalau ada perbaikan pasar disini ya sangat setuju sekali, karena nanti bisa pasar semakin ramai dan pembeli semakin banyak,” tutur Amin, mempersilahkan merasakan buah nanas yang baru datang dan masih segar.

Aktivitas pasar buah nanas khususnya di Kabupaten Blitar, menunjukkan adanya peluang yang masih terbuka dan bisa dimanfaatkan oleh petani sekitar untuk memasok kebutuhan pasar. Perolehan dari pasca panen dalam budidaya nanas, melihat perkembangan pasar optimis akan menghasilkan keuntungan dengan melihat tingginya permintaan buah nanas, baik untuk kebutuhan pasar lokal maupun regional.

Sebagai dukungan, pemerintah daerah sebijaknya berkomitmen untuk terus memberi dorongan serta pendampingan yang inovatif kepada para petani dari hulu sampai hilir, berorientasi dapat menciptakan pasar baru dengan memanfaatkan tehnologi pertanian secara maksimal, dimulai dari pengolahan tanah yang harmonis serta ramah lingkungan.

Salah satunya dengan memberikan bimbingan teknis kepada para petani tentang pembuatan kompos yang tepat. Selain itu pemerintah juga konsisten memberikan pemahaman untuk tidak terlalu menggantungkan penggunaan pupuk kimia, selain dapat mengendalikan kebutuhan pada proses produksi juga meminimalisir biaya.

Pemerintah, petani dan peran serta masyarakat baik individu maupun kelompok pertanian juga tidak melupakan perlindungan bagi konsumen dengan hasil tanaman yang dikonsumsi, terhadap zat kimia yang biasa digunakan untuk mengendalikan penyakit dan hama pestisida dengan intensitas pemakaian terlalu tinggi dan terus-menerus.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *