Sleman, HarianForum.com- Dengan terciptanya ketersediaan pangan yang tangguh, beragam dan berkelanjutan dengan daya dukung sumber daya alam yang lestari dan keuntungan ekonomi yang sepadan, merupakan visi yang dijalankan secara konsisten oleh Joglo Tani.
Ketersediaan pangan yang tangguh, beragam dan berkelanjutan harus tetap solid, terutama disaat terjadinya pandemi corona virus disease 19 yang telah menyebar di 120 negara termasuk Indonesia. Maka Joglo Tani, pada saat ini benar benar sangat serius memberikan sebuah solusi bagi warga yang terdampak adanya pandemi virus yang berasal dari kota Wuhan China.
“Kebutuhan makan tetap dan tidak bisa ditinggalkan, sedangkan banyak sekali warga yang harus kehilangan penghasilan karena adanya pemutusan hubungan kerja, dirumahkan, tidak boleh berkumpul. Maka pada saat ini untuk sementara yang bisa mengatasi situasi seperti ini adalah pangan dan yang dikondisikan dengan pertanian secara polivalen. Yaitu melakukan usaha untuk pengembangan pertanian sekaligus dengan peternakan dan perikanan,” tuturnya.
“Untuk ketahanan pangan pogram dari pemerintah menuju ke teman teman dengan adanya corona, maka diambil positifnya dengan kemandirian dapur. Tidak ketahanan pangan juga tidak ketahanan dapur, tetapi kemandirian atau kedaulatan dapur. Dengan membangun kedaulatan dapur berarti juga membangun kedaulatan ekonomi,” imbuh TO Suprapto petani asal Sleman yang pernah melahirkan kesuksesan dengan inisiasi serta menjalankan System of Rice Intensification, sebuah metode perlakuan pada tanaman padi organik, mulai dari pengolahan tanah lahan, pemupukan sampai dengan pengendalian hama tidak menggunakan bahan kimia. Metode tersebut seluruhnya menggunakan bahan organik yang ada disekitar dan ramah lingkungan atau kearifan lokal ini, mengungkapkan kepada HarianForum.com tentang solusi kedaulatan pangan bagi warga yang terdampak pandemi virus corona.
Ditemui HarianForum.com pada acara diskusi pemberdayaan desa wisata pertanian di Tirtoadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, pak TO sapaan akrab TO Suprapto melanjutkan penyampaiannya. Dijelasnya bahwa yang perlu dilakukan untuk membangun kemandirian ekonomi rumah tangga atau kemandirian dapur baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan adalah dengan memanfaatkan potensi.
Menurutnya potensi potensi yang ada dan dimiliki kemandirian dapur, modal pertama adalah potensi berupa sumber daya manusia atau anggota keluarga yang ada di rumah.
Sedangkan untuk modal kedua adalah sumber daya alam yang dimiliki dan berada disekitar rumah baik lahan pekarangan sempit atau tempat ditepi tepi bangunan rumah, meskipun hanya dengan space 1 meter masih bisa dimanfaatkan atau digunakan sebagai kawasan rumah pangan lestari baik pertanian, peternakan dan perikanan.
Menurut TO Suprapto bahwa untuk pertanian, warga bisa membudidayakan tanaman yang dimanfaatkan dari akar, daun, bunga dan buahnya. Sedangkan perikanan kawasan rumah pangan lestari bisa membudidayakan ikan bersisik maupun tidak bersisik. Dan pada pengembangan peternakan adalah pemeliharaan unggas.
“Bagi masyarakat perkotaan yang hanya memiliki lahan sempit masih bisa mengelola lumbung pangan masyarakat perkotaan atau Lupa Maskot. Dengan menggunakan sistem polivalen, warga perkotaan akan bisa mengatasi kebutuhan rumah tangga, yang biasanya membeli meskipun tidak 100% tetapi paling tidak memiliki tabungan. Maka harapan saya untuk kebijakan pemerintah dengan adanya dampak pandemi covid ini, program ekonomi khususnya program pangan yang bisa didorong melalui bantuan sosial. Dan sebaiknya bantuan sosial untuk warga tidak dengan pemberian bantuan secara tunai, namun bantuan tersebut digunakan untuk peningkatan sumber daya manusia dengan bukti bukti pertanian secara konkrit dan profitabel,” pungkas penggagas berdirinya Joglo Tani yang berlokasi di dusun Mundungan, desa Margoluwih, kecamatan Seyegan, kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.(Ans)