Blitar, HarianForum.com- Tidak ada kalimat lelah bagi Setya Budianto, Sugianto dan Arif maupun kawan kawan lainnya untuk terus menerus menggali serta membedah potensi lokal di desa desa dalam wilayah kecamatan Gandusari, dengan berharao nantinya bisa memberikan dampak positif bagi warga selain mampu membuka lapangan kerja baru, daya perekonomian, dan dengan terbangunnya desa wisata, bisa dimanfaatkan sebagai pendukung promosi produk lokal sehingga bisa meningkatkan industri kecil produk lokal.
Anto panggilan akrab Setya Budianto mengungkapkan bahwa dirinya bersama teman temannya yang tergabung di Forum Karang Taruna atau FKT kecamatan Gandusari sepakat memiliki keinginan untuk memberdayakan potensi alam yang sudah ada, untuk dikelola sebagai destinasi wisata.
Meyakinkan adanya potensi yang berada di wilayah kecamatan Gandusari, para penggiat pemuda mengajak Harian Forum.com untuk melihat sebuah bendungan di areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Ngadirejo HGU Ngusri, yang terletak di desa Gadungan, kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Di ketinggian 500 mdpl dam yang diperkirakan dibangun pada tahun 1990 ini, memiliki fungsi sebagai pengendali air sungai Njari yang berhulu di lereng gunung Gajah Mungkur atau tepatnya di balik punggung Gunung Kelud, benar benar masih memiliki keasrian alam dengan pepohonan yang rimbun meskipun di penampungan, air tidak terlihat lagi karena dipenuhi oleh tumbuhan air yang mengapung atau sering dikenal dengan enceng gondok.
“Rencananya kalau dibuka menjadi tempat wisata, potensi wisata air menjadi prioritas meskipun ada beberapa area yang dapat digunakan tempat kuliner juga tempat yang menarik untuk camping ground atau berkemah. Namun sampai saat ini, kami dan teman teman masih menemui kendala untuk bisa mengelola tempat ini (bendungan Ngusri.red) menjadi destinasi wisata.Kendala tersebut karena belum adanya kesepekatan antara pemerintah desa Gadungan dengan pengelola perkebunan yaitu PTPN X,” ungkap Setyo Budianto kepada Harian Forum, Jumat (15/01).
Ditambahkan Setyo Budianto, bersama kawan kawannya akan terus bergerak memanfaatkan lahan atau area secara optimal. Banyak pilihan untuk memanfaatkan menjadi kegiatan produktif selain mengelola menjadi destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam, juga akan menjadi tempat edukasi pertanian mulai tanaman sayur sayuran, buah buahan maupun perikanan, dengan harapan bisa memberikan nilai tambah dan membuka lapangan kerja dan peningkatan ekonomi.
Masih di wilayah kecamatan Gandusari, para penggiat forum komunikasi karang taruna mengajak untuk bergeser melihat salah satu potensi wisata air yang cukup menarik perhatian. Berada di desa Soso, destinasi wisata air Blumbang Gede atau dulu dikenal dengan waduk Nyunyur, sampai saat ini setiap harinya dikunjungi untuk memancing. Namun di lokasi wisata tersebut, selain memancing pengunjung bisa menikmati bermain perahu atau hanya menikmati panorama kawasan Blumbang Gede.
Secara geografis bendungan gede berada di lereng gunung yang sebagian besar wilayahnya adalah perkebunan dan pertanian. Sayangnya hingga saat ini destinasi wisata air tersebut belum bisa dikelola secara optimal karena menemui permasalahan. Sesuai yang disampaikan Dwiyono, adanya kendala yang paling krusial untuk pengembangan tempat wisata bendungan gede di desa Soso, karena masih terdapat ganjalan tentang status pengelolaan.
“Kami mengembangkan blumbang gede untuk tempat wisata air baik pemancingan maupun permainan dengan rakit, dan sudah bisa dinikmati oleh pengunjung. Namun disekitar blumbang, yang kami rencanakan untuk membuat wisata out bond, bumi perkemahan bahkan permainan flyng fox, belum bisa terealisasi karena terganjal persoalan status pengelolaan. Sesuai informasi yang saya terima, bahwa bendungan bukan pemerintah yang membangun tetapi desa. Dulunya bendungan ini adalah sawah, dan adanya keinginan agar bisa mengaliri air disawah yang ada dibawahnya, sawah tersebut akhirnya di bendung oleh pihak desa,” terang ketua Forum Karang Taruna kecamatan Gandusari.
Menyikapi berbagai adanya kendala maupun hambatan, Setyo Budianto menambahkan memang sangat perlu keterlibatan dan peran secara aktif dari berbagai elemen masyarakat maupun pihak pemerintah untuk bersama menemukan solusi pengembangan potensi potensi yang ada bisa menumbuhkan kekuatan ekonomi.
“Sebenarnya masih banyak lagi potensi wisata lainnya di Gandusari yang bisa dikembangkan. Dengan berbagai cara kami bersama kawan kawan terus menerus mencari penyelesaian, namun sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil yang benar benar maksimal. Termasuk permintaan pembangunan maupun perbaikan jalan untuk akses menuju ke beberapa tempat tempat yang memiliki potensi destinasi wisata. Kami akan mengajukan permintaan kepada pemerintah, bagaimana sikap maupun respon dari pemerintah yang baru nantinya, apakah memiliki kebijakan terhadap pengembangan potensi destinasi wisata yang ada di kecamatan kami, atau tidak,” pungkasnya.(Ans)