Pertanian

Ini Rahasia Petani Cabai di Banyuwangi Bisa Untung Besar

193
×

Ini Rahasia Petani Cabai di Banyuwangi Bisa Untung Besar

Sebarkan artikel ini
Azwar Anas Bupati Bnayuwangi Saat Memanen Cabai (det)

Banyuwangi, HarianForum.com – Banyuwangi dikenal dengan sentra cabai, apalagi di bagian utara yakni di Kecamatan Wongsorejo. Namun, di bagian selatan, seperti Kecamatan Glenmore, para petani cabai juga meraup keuntungan yang besar dengan harga cabai yang melambung mencapai Rp 60 ribu per kilogram.

Sementara biaya produksi mulai pupuk hingga perawatan per pohon menghabiskan Rp 5.000. untuk setiap pohon bisa menghasilkan cabai 5-6 ons atau setengah kilogram. “Satu hektare lahan di desa ini 18.000 pohon cabai, beda dengan desa sentra cabai lainnya di Banyuwangi, seperti Wongsorejo, yang mungkin lebih banyak karena jarak antar pohon lebih rapat.” Ungkap Imam Badrus Ketua Poktan Ketileng Makmur, Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Minggu (18/3/18).

Pria yang akrab disapa Badrus itu mengatakan bahwa biaya produksi satu hektare lahan cabai rata-rata 90 juta, dengan harga jual petani Rp 50.000 per kilogram. Satu pohon cabai bisa menghasilkan Rp 25.000, apabila 18.000 pohon cabai bisa menghasilkan Rp 450 juta. Dengan demikian keuntungan petani cabai berlipat ganda.

Dengan hasil sedemikian, jika dipotong biaya produksi, keuntungannya bisa mencapai Rp 360 juta per hektare. “Kalau soal keuntungan, yaa banyak banget. Alhamdulillah.” Pungkasnya.

Bersama Dinas Pertanian, Badrus dan kelompoknya mencari celah saat menanam cabai untuk memperoleh keuntungan saat panen cabai. “Kami atur waktu perkiraan panennya agar dapat harga terbaik. Misalnya yang panen sekarang ini, adalah hasil kami tanan Agustus-Oktober 2017. Alhamdulillah sesuai perkiraan harga sekarang sangat baik. Intinya, petani janganlatah, tapi harus tahu dimana celah waktunya.” Jelasnya.

Sementara itu, Azwar Anas Bupati Banyuwangi berharap agar manajemen penanaman tersebut tetap dijaga karena siklus harga cabai sudah diketahui, sehingga saat menanam bisa diperkirakan masa panen saat harga mahal.

Anas mengatakan, “Hanya saja karakterisrik tiap daerah berbeda. Di Wongsorejo bisa panen sepanjang tahun, berbeda dengan disini, jadi kita harus benar-benar mengaturnya.” Terangnya. (Det/Frm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *