Nganjuk- HarianForum.com, Untuk mencegah peredaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di pasar hewan, setiap hewan ternak yang masuk ke Pasar Hewan Nganjuk akan diperiksa kesehatannya terlebih dahulu. Apabila ternak tersebut dinyatakan tidak sehat, maka hewan tersebut tidak diizinkan untuk masuk ke pasar.
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan mengingat Pasar Hewan Nganjuk tidak hanya menerima hewan ternak dari wilayah Kabupaten Nganjuk, tetapi juga dari beberapa kabupaten lain. Hal ini penting guna mengantisipasi penyebaran PMK yang dapat merugikan peternak di wilayah Nganjuk dan sekitarnya.
Meskipun sejumlah pasar hewan di daerah lain terpaksa tutup, Pasar Hewan Nganjuk masih terlihat relatif ramai dengan transaksi jual beli hewan, meskipun tidak seramai hari-hari biasa sebelum adanya wabah PMK. Harga sapi yang sehat masih terbilang stabil, sementara sapi yang sakit mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.
Menurut Dr. Ari Yudha, Dokter Hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nganjuk, saat ini kasus PMK di Kabupaten Nganjuk mengalami penurunan. “Kami belum melakukan penutupan pasar hewan karena kasus PMK di Nganjuk menurun. Namun, kami tetap melakukan pemeriksaan ketat terhadap hewan yang akan masuk ke pasar. Apabila ditemukan sapi yang tidak sehat, maka sapi tersebut tidak boleh masuk ke pasar,” jelasnya.
Pada hari ini, tim kesehatan hewan menemukan 14 sapi yang kurang sehat, sementara sebelumnya tercatat ada 40 sapi yang tidak sehat. Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nganjuk menunjukkan bahwa kasus PMK di wilayah ini mengalami penurunan signifikan, dengan jumlah sapi yang positif PMK berkurang dari lebih 300 ekor menjadi sekitar 115 ekor saat ini.
Pihak berwenang berharap, dengan langkah-langkah preventif yang diambil, penyebaran PMK dapat lebih terkendali, dan transaksi jual beli hewan ternak dapat tetap berjalan dengan aman bagi seluruh pihak yang terlibat.