Seni Budaya

Harapkan Pemerintah, Untuk Mengembangkan Kambing Boerja

325
×

Harapkan Pemerintah, Untuk Mengembangkan Kambing Boerja

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Asalnya dari Afrika Selatan, kambing Boer memiliki ukuran besar dan bobot yang cukup berat karena pertumbuhannya sangat cepat, apabila dibandingkan dengan kambing lokal (kambing jawa) untuk bobot dengan umur yang sama berbeda jauh.

Namun kambing jawa meskipun kalah pertumbuhan dan bobot, kambing yang bisa didapati di Malaysia dan Philipina ini memiliki keunggulan dengan daya reproduksi yang sangat tinggi sehingga kambing jenis pedaging tersebut berkembang biak dengan cepat. Selain itu kambing Jawa dikenal memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat.

Cross breeding atau kawin silang kambing jawa dengan kambing boer, sudah dan banyak dilakukan oleh petani ternak di Indonesia. Kawin silang tersebut dilakukan untuk mengambil keunggulan yang di miliki baik oleh kambing jawa maupun kambing boer, untuk memperoleh bobot lahir, pertumbuhan yang cepat, bobot maksimal dan kualitas dagingnya.

Tahun 2015, Sukarno salah satu peternak kambing di kabupaten Blitar, mengawali mengembangkan kambing Borja atau kambing BoerJawa, hasil persilangan kambing Boer dan kambing Jawa. Peternak yang aktif melakukan inovasi dalam pertanian dan peternakan ini , mengakui bahwa kambing boerja memiliki keunggulan hasil untuk peningkatan ekonomi peternak dan juga mampu memenuhi swasembada daging.

“Mengamati pasar, ternyata masyarakat menyukai kambing boer. Alasan digemari oleh masyarakat karena kambingnya gemuk, kualitas dagingnya lain dari kambing biasa
yaitu tekstur daging yang lembut, dengan warna merah khas daging juga bau tidak terlalu tajam bahkan hampir tidak berbau, dan daging yang dihasilkan kambing boer (boerjawa) banyak,” tutur Sukarno menceriterakan kepada HarianForum.com, motif mengembangkan kambing Boerja.

Memulai dengan 25 ekor, warga kelurahan Beru, kecamatan Wlingi, kabupaten Blitar, pernah tercatat, dalam cross breeding atau kawin silang yang dilakukan secara otodidak, populasi kambingnya mencapai 500 ekor, separo kambing boer dan separohnya kambing jawa.

“Separo dari kambing boer, dan separonya kambing jawa untuk persilangan sekitar 500 lebih.Untuk hasil persilangan atau F1, kami kembang biakkan lagi. Dengan melihat perkembangan kambing boer ini sangat bagus dibudidayakan masyarakat. Kami berharap kepada pemerintah ikut untuk mengembangkan biakkan kambing pada masyarakat,” pungkasnya.

Sukarno saat ini lebih berkonsentrasi menjual bibit kambing boerja dari pada menjual dagingnya. Alasan dengan menjual bibit kambing boerja, hasil dari persilangan atau F1 yang mempunyai keunggulan dengan hasil dagingnya dan saat ini diminati oleh pasar maupun masyarakat, bisa tersebar.

Peternak kambing boerja yang juga mulai merintis ayam Joper ini, mempunyai pemikiran dengan menjual bibit kambing boerja agar terjadi penyebaran, sehingga dapat menguntungkan bagi para peternak dan kebutuhan daging kambing untuk domestik akan terpenuhi, bahkan harapannya dengan pengembangan biak kambing boerja, mempunyai peluang membuka pasar ekspor.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *