Mojokerto, HarianForum.com- Titik Masudah, Gus “Sultan Pacet” M. Azhari (Gus “Sultan Pacet” Azhari), dan Ida Fauziah (Menaker RI), termasuk diantara tokoh alternatif yang beredar di kalangan para tokoh dan masyarakat untuk Calon Bupati Mojokerto 2020 yang akan dilaksanakan 9 Desember 2020, ‘disela’ beredarnya Ikfina Fahmawati (isteri mantan Bupati Mustofa Kamal Pasa/MKP) – Muhammad Al Barra, Pungkasiadi (kini bupati incumbent) – Jauharoh Said biro Haji An Namiroh, dan Yoko Priyono (Kepala Dinas Koperasi Kab. Mojokerto) – Choirun Nisa’ yang mantan Wabup pada periode pertama MKP (2005 – 2010).
Selain Titik Masudah, Gus “Sultan Pacet” Azhari, dan Ida Fauziah, juga terdapat sejumlah nama lain. Akan tetapi kenapa nama-nama alternatif tokoh-tokoh yang juga belum pernah menyatakan ingin maju Cabup seperti Titik Masudah, Gus “Sultan Pacet” Azhari, dan Ida Fauziah Menaker RI itu termasuk paling banyak didorong diluar nama-nama yang memang sudah diprediksi untuk maju Calon Bupati Mojokerto 2020?
Diantara alasannya, menurut R. Tri Harsono pemerhati masalah sosial-politik Jatim, hingga saat ini, belum ada Cabup yang secara resmi mendapatkan rekom. Apalagi diantara partai politik yang ada, hanyalah PKB yang bisa mengusung Cabup secara mandiri (tanpa koalisi) karena memiliki sepuluh (10) kursi di DPRD Kabupaten Mojokerto. Parpol lain harus koalisi. Misal PDIP (9 kursi) konon mendapat tambahan satu (1) kursi PBB usung Pungkasiadi. Lalu Demokrat dengan 5 kursi, konon koalisi Nasdem (3) dan Hanura (2) usung Ikfina Fahmawati. Kemudian Golkar 6 kursi, konon koalisi PPP (5), usung Yoko Priyono. Jika ‘peta’ sementara seperti itu, maka tersisa 19 kursi yang terdiri dari PKB (10), PKS (4), Gerindra (3) dan PAN (2). Tapi sekali lagi, belum satupun yang dapat rekom. Alasan lain, banyak yang tersandera KPK.
Namun dorongan terhadap Ida Fauziah, berkurang sejak diangkat oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Tenaga Kerja RI. Lantas dorongan beralih kepada Titik Masudah, adik kandung Ida Fauziah, yang sebenarnya tidak memiliki planning khusus soal Pilbup.
Begitupan yang terjadi pada Gus “Sultan Pacet” Azhari, dari awal tidak ber-planning khusus maju Cabup Mojokerto 2020 namun terus-menerus banyak didorong oleh para tokoh dan berbagai pihak untuk maju Cabup Mojokerto 2020 diantaranya karena dinilai memiliki jaringan finansial dan jaringan luas. Gus “Sultan Pacet” Azhari dikenal sering diam-diam melakukan kegiatan sosial di berbagai daerah termasuk di Gresik, Sidoarjo, Jombang dan lainnya, hingga sejak beberapa bulan lalu juga melakukan beberapa kegiatan sosial diam-diam dilakukan di sejumlah wilayah Kabupaten Mojokerto.
“Tidak. Saya tidak ada planning khusus maju Cabup Mojokerto. Tapi kalau didorong-dorong terus, bisa juga akan terjun. Tapi tidak. Tapi umpama jadi Cabup dan terpilih, mungkin saya menjabat satu tahun saja, setelah itu saya serahkan kepada yang lain,” ungkap Gus “Sultan Pacet” Azhari, yang inti sesungguhnya tidak memiliki planning khusus maju Cabup Mojokerto 2020 namun terus didorong-dorong oleh banyak pihak untuk maju.
Tapi kalau ada malaikat lewat dan ‘menjawilnya’ untuk maju, lantas bagaimana? “Saya lebih ingin melihat wong cilik gumuyu,” kata Gus “Sultan Pacet” Azhari.(Siswahyu)