Nganjuk, HarianForum.com- Food and Agriculture Organization (FAO) atau Badan Pangan dan Pertanian dibawah naungan PBB, telah memperingatkan adanya potensi terjadinya krisis pangan global, sebagai dampak adanya pandemi virus corona.
Dalam antisipasinya terhadap ancaman terjadinya krisis pangan dunia, pemerintah Indonesia yang mempunyai tanggungan kebutuhan pangan 267 juta jiwa, telah mengambil langkah cepat dengan tidak hanya melakukan tindakan menjaga stabilitas produksi pangan serta memperkuat cadangan pangan. Namun pemerintah juga menjaga stabilisasi sistem distribusi pasokan bahan pangan dari produsen untuk konsumen.
Sedangkan tindakan antisipasi adanya ancaman krisis kebutuhan pangan di wilayah regional, ternyata sudah dilakukan oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya atau P4S Jawa Timur. Dalam penyampaiannya kepada HarianForum.com, Ketua P4S Jawa Timur, H. Syaikhu Ahmad mengaku bahwa semua petani yang tergabung pada forum komunikasi di daerah atau FK P4S di seluruh Jawa Timur sudah mempersiapkan tindakan antisipasi adanya krisis pangan kurang lebih 4 bulan yang lalu.
Antisipasi tersebut dilakukan oleh para petani yang tergabung P4S dengan menyimpan hasil panennya untuk menghadapi resiko dampak dari pandemi corona virus 19 dan memasuki masa musim kemarau.
“Untuk persiapan ketahanan pangan terutama petani di P4S, kami mengarahkan dan mengharapkan dalam musim panen ke 2 nantinya, teman teman petani agar menyimpan sebagian beras atau gabahnya untuk dikonsumsi keluarganya sendiri selama 1 tahun atau sampai saat panen yang akan datang. Dan yang harus benar benar diingat oleh para petani P4S nantinya jangan sampai membeli gabah, petani jangan sampai membeli beras,” tegasnya, Senin (13/07).
Selain ketua P4S Jawa Timur, Syaikhu Ahmad yang juga koordinator wilayah Gerakan Petani Nusantara atau GPN Jawa Timur, menyampaikan langkah langkah yang diambil P4S Jawa Timur untuk menyimpan hasil panennya setelah mengikuti serta mencermati informasi yang diperoleh dari media nasional bahwasanya negara negara eksportir beras India dan Vietnam mulai membatasi penjualan beras ke luar negeri termasuk ke Indonesia.
Pembatasan ekspor beras yang dilakukan oleh negara negara tersebut, sebagai antisipasi untuk tercukupinya kebutuhan pangan dalam negeri sendiri di masa wabah global atau pandemi virus corona. Selain India dan Vietnam, negara gajah putih Thailand kemungkinan besar juga akan mengurangi volume ekspor berasnya.
“Kalaupun nanti benar benar terjadi kelangkaan beras, atau mahalnya harga beras sehingga berdampak lemahnya daya beli, kami P4S mempunyai sudah alternatif agar dipersiapkan bahan makan pengganti beras, misalnya menggunakan kolo kependem. Petani P4S sebijaknya segera menyiapkan lahan non beras untuk menanam pengganti beras seperti ketela, uwi, suweg dan lainnya. Himbauan kami untuk teman teman petani di P4S Jawa Timur. Sedangkan bagi yang bukan petani kami berharap alangkah sebijak mungkin segera belajar untuk bertani, dan P4S Jawa Timur yang ada di daerah daerah membuka lebar untuk masyarakat guna mendapatkan pelatihan pertanian,” pungkas Syaikhu Ahmad.(Red).