Serba-serbi

Tarsono, Petani Nunuk Indramayu Yang Mampu Memprediksi Curah Hujan

250
×

Tarsono, Petani Nunuk Indramayu Yang Mampu Memprediksi Curah Hujan

Sebarkan artikel ini

Indramayu, HarianForum.com- Curah hujan sangat berpengaruh pada pertanian terutama pada tanaman padi. Perubahan cuaca yang berhubungan dengan curah hujan di Indramayu Jawa Barat pada saat ini, membuat para petani lebih bijak memutuskan memundurkan masa tanam padinya.

Petani di Indramayu dan sekitarnya biasanya untuk masa tanam, persiapan dilakukan pada bulan Oktober dan pada bulan Nopember baru semai. Namun untuk saat ini persiapan dilakukan pada bulan November dan pada akhir bulan semai maka di bulan Desember baru melakukan penanaman.

“Perubahan cuaca tentang curah hujan sangat mempengaruhi untuk masa tanam. Kami harus mengerti adanya perubahan iklim. Kami memiliki data curah hujan selama 10 tahun, dan dengan data tersebut kami bisa jadikan pedoman untuk memprediksi setiap bulannya. Karena dikaitkan dengan skenario musiman, sebagai contoh 3 bulan ke depan curah hujan normal, dikaitkan dengan probilitas akurat 85-90 % bisa dijadikan sebagai patokan kondisi curah hujan,” terang Tarsono, petani yang juga peneliti curah hujan.

Tarsono, dalam eksistensinya sebagai petani memang sengaja mempelajari ilmu klimatologi agar dirinya mengetahui terhadap iklim dan perubahan perubahan cuaca karena perihal tersebut sangat penting pengaruhnya terhadap pertanian terutama tanaman padi.

“Petani harus belajar agrometeorologi, dengan maksud petani bisa mengetahui kondisi cuaca dan curah hujan. Dengan menguasai ilmu tersebut petani mempunyai pedoman baik untuk mengantisipasi maupun mengambil keputusan untuk masa tanam, agar dapat meminimalisir terjadinya gagal panen,” ujarnya.

Disinggung terjadi banyaknya banjir dan tanah longsor di beberapa daerah, petani yang tinggal desa Nunuk, kecamatan Lelea, kabupaten Indramayu, Jawa Barat
ini berpendapat, bahwa perlunya warga arif dan bijaksana menjaga lingkungan alam sekitar.

“Yang lebih penting yaitu secara bijak menjaga ekosistem, karena hal tersebut merupakan tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi yaitu salah satunya dengan kesadaran melakukan reboisasi atau penanaman pohon pohon besar kembali,” tandas Tatang panggilan akrab Tarsono.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *