Blitar, HarianForum.com- Airin (Atas Permintaan Tidak Ditulis Nama Sebenarnya) seorang pekerja migran Indonesia atau PMI, sekarang untuk melakukan aktifitas di luar baik pada waktu bekerja maupun hari libur tidak berani menggenakan pakaian hitam atau putih, apa yang dilakukan perempuan asal salah satu daerah di Jawa Timur itu sebagai tindakan preventif atau antsipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya.
Yang diketahui Airin warna hitam dan putih merupakan pakaian yang menjadi simbol aksi masing – masing kelompok massa. Hitam merupakan simbol warna massa yang menolak pelaksanaan aturan ekstradisi, sedangkan kelompok menggunakan warna putih merupakan pendukung pemerintah tiongkok yang memberlakukan UU ekstradisi.
”Kalau pada waktu libur masih bisa aktifitas di luar, namun hanya sekitar rumah saja, tidak seperti biasanya sebelum ada aksi demontrasi. Kami dan teman teman bisa pergi ke kota yang jarak tempuhnya 45 menit dengan menggunakan kereta listrik atau Mass Transit Railway. Sekarang lebih aman di dalam rumah saja, kalau keluarpun naik MTR ada perasaan tidak tenang, kuatir dan takut apabila stasiun lumpuh karena adanya aksi yang dilakukan para demonstran,” cerita Airin disampaikan dari Hong Kong melalui messenger.
Namun Airin dengan teman temannya sesama pekerja migran dari Indonesia yang berada di Hong Kong, ternyata tidak menemukan aral maupun gangguan pada saat menjalankan ibadah shalat Idul adha 10 Dzulhijah 1440 H .Dalam shalat hari raya yang dilaksanakan pada hari Minggu (11/08/19), Ustad KH Moslem Farid bertindak sebagai imam shalat sedangkan khutbah disampaikan oleh ustad Mahmudi Abdussalam.
”Meskipun terjadi adanya aksi aksi demontrasi yang tidak kunjung reda, tetapi hari ini kami sangat bersyukur tetap bisa menjalankan shalat Idul adha dengan tenang. Dan semoga permasalahan yang terjadi di hong kong segera berakhir dan bisa kembali normal seperti sebelumnya,” tutur Airin.
Ratusan pekerja migran Indonesia tetap khusyu pada saat menjalankan shalat Idul Adha dan juga memperhatikan serta menyimak khutbah dengan khidmat yang disampaikan oleh khatib sampai usai, walaupun shalat dan khutbah digelar di atap Tsuen Wan Market atau dilantai paling atas pasar yang berada kota Tsuen.
Market atau pasar Tsuen Wan.merupakan pasar yang ada di ’kota baru’ dalam dua hingga tiga dekade yang lalu atau mungkin sekitar tahun 1973, sebuah kota yang dibangun di teluk pada wilayah barat baru Hong Kong tepatnya di seberang Pulau Tsing dan sekarang telah berkembang menjadi kawasan pemukiman maupun kawasan perdagangan.(Ans)