Berita

Warisan Mataram: Ritual Penguncian Makam Ki Ageng Aliman Terus Berlangsung

93
×

Warisan Mataram: Ritual Penguncian Makam Ki Ageng Aliman Terus Berlangsung

Sebarkan artikel ini

Nganjuk, HarianForum.com – Menjelang bulan suci Ramadhan, warga Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menggelar tradisi unik yang telah diwariskan turun-temurun sejak zaman Mataram. Tradisi tersebut adalah penguncian pintu makam Ki Ageng Aliman, dengan tujuan agar warga dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk tanpa adanya aktivitas ziarah.

Prosesi penguncian makam ini diawali dengan arak-arakan ratusan warga yang berjalan bersama aparatur pemerintahan desa dan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimcam) menuju makam Ki Ageng Aliman. Dengan jarak sekitar satu kilometer, perjalanan ini menjadi sebuah ritual sakral yang diikuti dengan penuh kekhusyukan.

Dalam arak-arakan tersebut, sesepuh desa berjalan di barisan paling depan, diikuti oleh pembawa bunga, dupa, dan payung sebagai simbol penghormatan kepada leluhur. Mengingat lokasi makam yang berada di atas bukit, seluruh peserta harus menaiki 91 anak tangga sebelum mencapai area makam.

Sebelum prosesi penguncian makam dilakukan, seluruh warga berkumpul untuk membaca tahlil dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat. Ritual dilanjutkan dengan tabur bunga di makam Ki Ageng Aliman, yang dipimpin oleh Kepala Desa Ngliman, Iwan Widodo, serta diikuti oleh seluruh perangkat desa dan Forpimcam.

Menurut Iwan Widodo, tradisi penguncian makam ini telah dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta untuk memastikan masyarakat tidak melakukan ziarah selama bulan Ramadhan.

“Tradisi ini bertujuan agar warga bisa lebih fokus menjalankan ibadah puasa tanpa gangguan aktivitas ziarah,” jelas Iwan Widodo.

Setelah seluruh prosesi adat selesai, juru kunci makam secara resmi mengunci pintu makam Ki Ageng Aliman. Makam tersebut baru akan dibuka kembali pada 1 Syawal, tepat setelah pelaksanaan Salat Idul Fitri.

Ki Ageng Aliman dikenal sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah Nganjuk. Konon, beliau wafat di kawasan hutan dan kemudian dimakamkan di Desa Ngliman. Oleh masyarakat setempat, Ki Ageng Aliman dihormati sebagai tokoh cikal bakal yang berjasa dalam perkembangan Desa Ngliman.

Tradisi penguncian makam ini bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap nilai-nilai religi yang telah diwariskan oleh para leluhur. Hingga kini, tradisi ini terus dilaksanakan dengan penuh khidmat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Ngliman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *