Nganjuk, HarianForum.com- Menjelang bulan suci Ramadhan, petani bunga mawar di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, merasakan berkah ekonomi yang melimpah. Permintaan bunga mawar yang meningkat tajam untuk kebutuhan ziarah kubur membuat harga melonjak drastis.
Pada hari biasa, harga satu timba bunga mawar hanya sekitar 10 ribu rupiah. Namun, menjelang Ramadhan, harga bisa melonjak hingga 60 ribu rupiah bahkan mencapai 150 ribu rupiah per timba. Kenaikan harga ini menjadi momentum emas bagi para petani untuk meraup keuntungan besar.
Sebagian besar warga Desa Ngliman menggantungkan hidupnya pada budidaya bunga mawar. Meskipun proses penanaman dan panen relatif mudah, medan terjal di lereng Gunung Wilis menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Mereka harus membawa hasil panen dengan berjalan kaki melalui jalur yang cukup ekstrem.
Wijianto, salah satu petani mawar di Desa Ngliman, mengungkapkan bahwa dalam satu bulan ia bisa meraup penghasilan hingga 12 juta rupiah dari hasil berkebun bunga mawar. Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga mawar terjadi dua kali dalam setahun, yakni menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
“Saat permintaan tinggi, harga bisa naik drastis. Ini menjadi momen bagi kami untuk mendapatkan keuntungan lebih besar,” ujar Wijianto.
Para petani di Desa Ngliman tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panennya. Di desa ini, sudah banyak pengepul yang siap membeli bunga mawar dalam jumlah besar.
Sunarsih, seorang pedagang bunga mawar, mengatakan bahwa dalam sehari ia bisa membeli hingga 250 timba bunga mawar dari para petani. Bunga-bunga tersebut kemudian dijual ke berbagai daerah, seperti Tulungagung, Blitar, Kediri, Madiun, hingga pasar lokal di Nganjuk.
“Setiap menjelang Ramadhan, permintaan meningkat tajam. Banyak pedagang dari luar daerah yang datang untuk membeli bunga mawar dari sini,” kata Sunarsih.
Dengan keuntungan yang meningkat signifikan menjelang bulan puasa, petani mawar di lereng Gunung Wilis dapat menikmati hasil kerja keras mereka. Tradisi ziarah kubur sebelum Ramadhan yang masih lestari di masyarakat turut memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Desa Ngliman.