BeritaPariwisata

Ritual Siraman Air Terjun Sedudo, Pelestarian Tradisi Sebagai Daya Tarik Wisatawan

428
×

Ritual Siraman Air Terjun Sedudo, Pelestarian Tradisi Sebagai Daya Tarik Wisatawan

Sebarkan artikel ini
Ritual Siraman Air Terjun Sedudo

Nganjuk, HarianForum.com – Disporabudpar Kabupaten Nganjuk menggelar Siraman Sedudo, Kegiatan tahunan ini merupakan bentuk nyata pelestarian nilai-nilai sosial dan warisan budaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Muharram atau bulan Syuro dalam penanggalan Jawa, Sabtu (20/7/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan di Air Terjun Sedudo, yang memiliki ketinggian sekitar 105 meter dan terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, merupakan tradisi budaya yang telah berlangsung selama ratusan tahun dan masih dipertahankan hingga sekarang.

Kegiatan Siraman Sedudo dihadiri oleh Pj Bupati Kabupaten Nganjuk Sri Handoko Taruna, Forkopimda Kabupaten Nganjuk, Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, OPD Kabupaten Nganjuk, BUMN, BUMD, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, Perwakilan UNP ( Universitas Nusantara PGRI Kediri), Bank Pemerintah Daerah dan Bank Swasta, serta tamu undangan.

Pelaksanaan upacara ritual Siraman Sedudo diawali dengan tari penyambutan dan tari sakral (Tari Amek Tirta), tari ini menggambarkan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Upacara Ritual Siraman Sedudo dapat berjalan lancar.
Selanjutnya datang 9 gadis berambut panjang yang berbusana indah berjalan menuju di hadapan Pimpinan Daerah dan duduk memberi hormat serta mohon doa restu yang hadir dan mengikuti upacara siraman Sedudo.

Pimpinan Daerah Kabupaten Nganjuk memberikan klenting kepada para gadis di hadapannya, masing-masing sebuah klenting secara bergilir. Kemudian para gadis berjalan menuju air terjun diiringi tembang ilir-ilir. Sesampai di air terjun, para gadis tersebut menyerahkan klenting kepada para jejaka taruna yang sudah siap menunggu di bawah Air Terjun Sedudo.

Para jejaka tersebut yang mengisi klenting dengan air dari grojokan, kemudian menyerahkan kembali kepada para gadis untuk dibawa ke tepi kolam. Air suci tersebut kemudian diserahkan kepada juru kunci dan sesepuh desa yang nantinya akan disimpan di makam desa.

Selanjutnya para pejabat daerah, para gadis, para pejaka melakukan mandi bersama di bawah aliran air terjun sedudo dan masyarakat diperbolehkan mandi ataupun mengambil air di kolam aliran air terjun sedudo.

Ritual tersebut diakhiri dengan doa dan bancaan, di mana masyarakat yang hadir berebut tumpeng dan gunungan yang penuh dengan sayur-sayuran.
Sebagai ungkapan syukur atas kemerdekaan Indonesia, acara tahunan ini ditutup dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih secara bersama-sama.

Pj Bupati Kabupaten Nganjuk, Sri Handoko Taruna

Pj Bupati Kabupaten Nganjuk, Sri Handoko Taruna, mengatakan “Pagi hingga menjelang siang ini, kita mengadakan acara tradisi siraman di Air Terjun Sedudo. Ini merupakan salah satu langkah kita dalam mempertahankan budaya leluhur di bulan Suro dan meningkatkan daya tarik pariwisata di Kabupaten Nganjuk. Saya berharap acara ini dapat rutin dilaksanakan seperti dulu, dan terus kita kembangkan menjadi wisata yang levelnya bisa bergerak ke tingkat provinsi atau bahkan nasional,” ujar Sri Handoko

Kepala Disporabudpar, Sri Handariningsih mengatakan

Ditempat yang sama, Kepala Disporabudpar, Sri Handariningsih mengatakan, “Hari ini, di Air Terjun Sedudo, dilaksanakan kegiatan ritual tahunan Siraman Sedudo yang diadakan setiap tanggal 15 Muharram. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk Pemerintah Daerah. Diharapkan kegiatan ini dapat melestarikan tradisi dan meningkatkan daya tarik wisata di daerah kita,” Ujarnya

Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono

Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono juga menyatakan hal yang sama, “Saya selalu mengikuti kegiatan ini dari tahun ke tahun, dan hari ini kita dapat melihat berbagai penyempurnaan dalam acara ini. Semoga ke depannya kegiatan ini semakin baik lagi dan menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Dengan begitu, acara Siraman Sedudo di bulan Suro ini dapat menjadi daya tarik wisatawan yang lebih besar,” ujar Tatit

Terlihat ribuan wisatawan memadati area Air Terjun Sedudo. Selain tertarik dengan rangkaian acara siraman, masyarakat juga datang karena keyakinan bahwa mandi di bawah air terjun selama bulan Suro dapat membuat awet muda atau mempercepat bertemunya jodoh.

Aulia, Pengunjung Air Terjun Sedudo

Aulia, Pengunjung Siraman Air Terjun Sedudo mengatakan, “Ini adalah ritual yang diwariskan oleh nenek moyang kita, yang patut kita kembangkan dan lestarikan sebagai generasi muda. Saya sangat mengapresiasi budaya dari tanah kelahiran saya ini,” ujarnya

Tak heran, usai ritual Siraman Sedudo, banyak warga rela menahan dinginnya air pegunungan Wilis untuk mandi. Bahkan, tidak jarang dari mereka yang mempersiapkan botol hingga jerigen untuk diisi dengan air dari Sedudo sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
(IN/SR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *