Blitar, HarianForum.com- Hasil hasil kinerja maupun kegiatan salah satu pasangan calon kepala daerah kabupaten Blitar, baik secara visual berupa tulisan atau foto, maupun audio visual dengan postingan video, semakin hari semakin marak menghiasi dinding di beberapa akun salah satu media sosial. Sama namun berbeda, tulisan, foto maupun video juga terlihat dan ditujukan untuk pasangan calon kepala daerah kabupaten Blitar lainnya, namun bukan memperlihatkan hasil kerja, tetapi menyampaikan potensi potensi calon kepala daerah yang dimilikinya.
Perihal tersebut memang dilakukan oleh para pendukung masing masing pasangan calon, sebagai upaya untuk meraih simpati dengan harapan memperoleh dukungan suara terbanyak dari masyarakat kabupaten Blitar, pada pemilihan umum kepala daerah secara serentak yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2020.
Dalam penyampaian, pengguna media sosial tidak jarang mengunggulkan para kandidatnya. Namun tulisan dengan muatan kritik, serta saran juga tidak luput terbaca pada beranda. Bahkan terkadang ada beberapa tulisan kalimat terkesan nylekit, yang ditujukan pada salah satu pasangan calon, mengisyaratkan rasa pesimistis yang ditujukan terhadap salah satu pasangan calon. Selain ketidakpercayaan akan kemampuan dalam mengendalikan urusan pemerintahan, juga menyentil minimnya dalam menyampaikan program program kerja yang akan dijalankan.
Menanggapi adanya kondisi tersebut, direktur BIC Institut, Mujianto, S.Sos, MM menyampaikan kepada HarianForum.com bahwa perihal tersebut merupakan sebuah dinamisasi di suasana gelaran pesta demokrasi. Namun menurutnya, penyampaian pendapat tersebut, sebaiknya tidak hanya dengan memahami dari sebuah pemikiran sisi yang sempit.
“Pesimistis kemampuan terhadap salah satu pasangan calon dalam menjalankan pemerintahan yang pasti ditujukan bukan untuk petahana, karena petahana atau incumben yang jelas sudah mempunyai pengalaman dalam menjalankan pemerintahan. Namun pemikiran tersebut sebaiknya tidak dilihat pada satu sisi, tetapi juga melihat dari semua sisi. Kepala daerah itu jabatan politis, maka dalam menjalankan pemerintahan baik kepala daerah maupun wakilnya dibantu oleh
Sekretaris Daerah baik dalam menyusun kebijakan kebijakan, mengkoordinasikan organisasi perangkat daerah maupun lembaga lembaga teknis daerah. Dan pelaksanaan kewajiban dalam tugasnya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah. Kekhawatiran akan ketidakmampuan pada salah satu calon yang tidak mempunyai pengalaman dalam pemerintahan, ya tidak beralasan.Justru calon pemimpin yang sangat dicermati adalah integritas dan moralitas,” ujar Mujianto ditemui di salah satu lapak kaki lima, jalan Bali kota Blitar.
Mujianto, mengaku sampai saat ini tidak mènjadi bagian atau tidak bergabung di salah satu tim pemenangan calon kepala daerah manapun, namun secara pribadi dirinya menyatakan mendukung majunya Rini Syarifah atau Mak Rini sebagai calon Bupati Blitar.Selain perempuan pertama kalinya yang maju dalam pemilihan kepala daerah secara langsung, alumni Universitas Brawijaya bukan seorang politisi maupun birokrat.
“Keputusannya tepat, mak Rini tidak perlu mengumbar menyampaikan program kerjanya, karena hal tersebut sama dengan janji, kecuali dalam debat publik yang menjadi tahapan dalam pilkada. Untuk sementara sebagian masyarakat tidak salah, apabila pada saat ini ada sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa mak Rini tidak atau belum mengerti seluk beluk birokrasi, dan itu benar karena mak Rini bukanlah seorang politisi maupun birokrat. Tetapi mak Rini seorang pengusaha yang telah berhasil mengelola dan mengembangkan di beberapa bidang usaha, dan mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat secara luas,” jelasnya.
“Keberhasilannya sebagai pelaku usaha, setidaknya mak Rini memiliki kemampuan daya kepemimpinan, kecerdasan, ketrampilan, kreativitas, kemampuan kerjasama dalam tim kerja, berani mengambil keputusan untuk tujuan keberhasilan, meminimalisir kerugian. Maka tidaklah keliru apabila kami yakin nanti mak Rini mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin kabupaten Blitar, mampu berkomunikasi, mengatur, mengendalikan birokrasi yang lebih baik. Mengelola sumber daya manusia maupun mengelola potensi sumber daya alam untuk kesehjateraan bersama masyarakat kabupaten Blitar,” pungkasnya.(Ans)