Seni Budaya

DESA SUKOREJO NYADRAN, SEBAGAI UNGKAP SYUKUR SEKALIGUS NGURI URI BUDAYA JAWA

411
×

DESA SUKOREJO NYADRAN, SEBAGAI UNGKAP SYUKUR SEKALIGUS NGURI URI BUDAYA JAWA

Sebarkan artikel ini
Sutrisno Kades Sukorejo didampingi Istri (Ketua Tim Penggerak PKK Sukorejo)

NGANJUK, HarianForum.com- Tradisi Nyadran banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, salat satunya juga dilakukan oleh masyarakat  Desa Sukorejo kecamatan loceret kabupaten Nganjuk, hari ini Minggu ( 29/08/2021).

Kegiatan nyadran ini dimulai sejak tangal 17 Agustus lalu dengan ditandai pagelaran wayang kayu atau biasa disebut wayang timplong di dusun Besuk.

Sutrisno Kepala Desa Sukorejo mengatakan bahwa sejarah singkat Desa Sukorejo didirikan oleh dua tokoh, yakni tokoh agama bernama Syekh Ubal Bakrie dan tokoh budaya Jawa bernama Mbah Darman. Konon katanya mereka berdua suka dengan pagelaran wayang timplong dan seni tayub yang merupakan seni tarian jawa asli Nganjuk yang memiliki makna suka cita sebagai rasa syukur.

Seni Budaya Jaranan

Tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT  atas panen hasil bumi yang melimpah dan ungkapan syukur atas “seger waras” seluruh masyarakat Desa Sukorejo ditengah Pademi Covid-19, ujar Sutrisno.  Masih kata Sutrisno, bahwa punden Syekh Ubal Bakrie merupakan syekh keprajuritan terbukti banyak peziarah dari salah satu kesatuan RI. “Rangkaian kegiatan  nyadran ini akan Saya tutup dengan pengajian yang rencana akan Saya laksanakan tanggal (30/08/2021)”, pungkas Sutrisno.

Namun karena masih masa Pandemi dan

Sinden Tayub saat melantunkan gending jawa

PPKM, maka acara Nyadran di Ds. Sukorejo, hanya diikuti warga setempat. Meskipun begitu Masyarakat sangat antusias mengikuti ritual dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan baik warga maupun tandak tetap memakai masker.

Sementara itu Amiatin warga desa Sukorejo mengakui bahwa tingkat toleransi masyarakat desa Sukorejo sangat bagus, Saya Pribadi meskipun Muslim taat namun saya sangat menghargai keberadaan punden  Syekh Ubal Bakrie bahkan kami secara guyub rukun meluangkan pikiran dan materi untuk memelihara punden ini hingga menjadi tempat yang layak untuk peziarah dan masyarakat sekitar.

Seni budaya Tayub (sebagai sarana nguri uri budaya Jawa) yang digelar di area punden makam Syekh Ubal Bakrie merupakan tradisi taunan yang dilakukan masyarakat desa Sukorejo secara turun temurun, Seni Tayub sendiri terdiri dari pemukul gamelan yang disebut tandak dan penari wanita yang memakai pakaian adat Jawa disebut ledek.  Meskipun Tayub merupakan pagelaran tahunan namun antusias masyarakat  Desa Sukorejo masih sangat luar biasa. Nyadran tahun ini tidak hanya wayang timplong dan tayub namun ada seni rakyat jaranan yang keliling kampung. (nur/vit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *