Peristiwa

Tumbangnya Pohon di Kota Blitar, Nyaris Memakan Korban

226
×

Tumbangnya Pohon di Kota Blitar, Nyaris Memakan Korban

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Beralihnya musim kemarau ke musim penghujan, biasanya berpotensi adanya angin besar, kuat dan datang secara cepat.

Masyarakat pengguna jalan alangkah bijaksana mewaspadai pohon pohon di pinggir jalan saat melintas. Peralihan musim l, biasanya angin bertiup kuat, danmampu mematahkan ranting bahkan bisa menumbangkan pohon yang ada di pinggir jalan.

Kejadian di jalan Tanjung, kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, kota Blitar sekitar 20 meter timur pintu perlintasan kereta api pakunden, sebuah mobil minibus hitam dan pengendara sepeda motor yang hendak melaju dari arah kota Blitar ke arah Kediri, nyaris menjadi korban tumbangnya sebuah pohon. Angin yang tiba tiba bertiup kencang menyebabkan tumbangnya pohon di pinggir jalan raya arah Kediri (03/01/2019)

Tumbangnya pohon dengan tinggi sekitar 6 meter atau lebih, terjadi sekitar pukul 12.30 pada saat kondisi lalu lintas keadaan ramai. Akibatnya tanaman polyalthia longifolia yang merupakan pohon pelindung dan biasa dikenal jenis glodok pecut atau glodokan tiang sempat menghalangi jalan dan menyebabkan gangguan lalu lintas namun kemacetan berlangsung tidak terlalu lama, karena beberapa menit kemudian warga yang berada disekitar yang melihat insiden alam tersebut bersama sama langsung menggeser ke pinggir jalan.

Tidak terdapat korban atau kerugian material dalam peristiwa tersebut, namun seorang pengendara sepeda motor yang akan melintas dan melihat kejadian sempat kaget dan trauma melihat kejadian langsung.

Eris Ayu, warga Selorejo kabupaten Blitar yang hendak melintas ke arah ponggok harus menghentikan sepeda motor pada jarak kurang lebih 5 meter karena melihat pohon pada posisi sudah miring karena diterpa angin kencang. ”Waktu angin bertiup kencang, terlihat pohon sudah keadaan miring. Kira kira jarak 5 meter saya memberhentikan sepeda motor, dan pohon di depan benar benar tumbang” ujar Eris menceriterakan kejadian dengan wajah masih menyimpan trauma setelah melihat kejadian.(Anis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *