Blitar, Harian Forum.com – “Saya lahir di Cabean, Kelurahan Plosokerep. Kakek buyut saya merupakan lurah ketiga di Plosokerep. Kakek saya, Haji Iksan, dan bapak saya bernama Habib. SD saya di Plosokerep, SMP di SMP 8, sedangkan SMA di SMA 1 dan kuliahnya di Malang. Mungkin saya berbeda sendiri ya di sini, tapi kita tetap keluarga,” tutur Elim Tyu Samba memperkenalkan dirinya di hadapan Keluarga Siswa Mahasiswa Blitar di Yogyakarta (Kesmalita) pada acara ngopi bareng bersama Mas Ibin dan Mbak Elim. Acara ini dihadiri oleh Bagus Putu Parto, Mochamad Walid, Dandung Qomari, Farhan Mahfudzi, dan puluhan keluarga siswa mahasiswa Blitar di Yogyakarta, Rabu (18/9).
Pada pemilihan kepala daerah 2024, calon wakil wali kota Blitar yang berpasangan dengan calon wali kota Blitar, Syauqul Muhibbin, juga menyampaikan bahwa karena kesibukan aktivitas profesinya, Elim mengakui selama 10 tahun dirinya jarang pulang ke kota Blitar. Kalaupun berada di tanah kelahirannya untuk bertemu keluarga, waktunya hanya sesaat karena harus kembali ke Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan tempat lainnya. Maka, untuk lebih mengenalkan dirinya, saat ini Elim Tyu Samba harus membuang rasa lelah saat melakukan sosialisasi dengan turun langsung menyapa dan bertemu dengan masyarakat serta mengikuti berbagai kegiatan.
Bukan pengalaman pertama bagi Elim Tyu Samba berkompetisi di panggung politik. Pada pemilihan umum 2024, alumni SMAN 1 Blitar ini merupakan calon Dewan Perwakilan Rakyat, yang sudah memiliki popularitas dan dikenal luas oleh masyarakat. Tinggal strategi apa yang dilakukan untuk lebih bisa mempengaruhi para pemilih agar mereka mengambil keputusan dan memberikan suara kepadanya pada 27 November mendatang.
Menampilkan kepribadian dan menyampaikan visi secara jelas dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pemilih. Ini menjadi salah satu tujuan kampanye. Sayangnya, kampanye hitam atau “black campaign” yang memuat kontroversi dan tindakan tidak etis selalu hadir dan mengganggu proses demokrasi yang berintegritas. Kampanye hitam tidak bisa dihindari, bahkan hampir menjadi keniscayaan yang harus dihadapi. Tragisnya, kampanye hitam yang dikemas dalam bentuk berita bohong terus menyerang pribadi tanpa dasar kebenaran, menjadi momok dalam pemilihan yang berpotensi merusak reputasi personal.
Merebaknya disinformasi yang mengarah pada salah satu pasangan calon serta hembusan primordialisme yang menonjolkan lokalitas membuat Joko Nurbatin, Sekretaris Tim Pemenangan SAE (Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba), angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa Elim Tyu Samba merupakan warga kota Blitar. Ketidaktahuan masyarakat Blitar bisa dimengerti, dengan penjelasan bahwa Elim Tyu Samba setelah menyelesaikan studinya di Universitas Brawijaya Malang, waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja di luar kota.
“Banyak warga masyarakat yang belum mengetahui nama Elim Tyu Samba, lahir di kota Blitar tepatnya di Dusun Cabean, Kelurahan Plosokerep, Kecamatan Sananwetan. Beliau setelah selesai di SMAN 1 Blitar melanjutkan studi di Universitas Brawijaya, kemudian bekerja di Jakarta, dan sekarang berada di Medan. Nama Elim Tyu Samba bukanlah nama warga asing, tetapi mempunyai arti Elim itu 95, Tyu 30, Samba Desember. Jadi, Elim Tyu Samba merupakan tanda hari kelahirannya, 30 Desember 1995, dan saat ini statusnya masih single atau belum pernah menikah,” jelasnya.
“Demikian sekilas profil Elim Tyu Samba atau Mbak Elim yang mendampingi Mas Ibin atau Syauqul Muhibbin dalam kontestasi Pilkada 2024 kota Blitar. Mudah-mudahan penjelasan singkat dari kami selaku tim pemenangan SAE bisa menambah wawasan bagi masyarakat yang mungkin masih menyimpan tanda tanya besar tentang siapa Mbak Elim sebenarnya. Dan tentunya, sampai hari ini, Mbak Elim terus berkunjung dan menyapa masyarakat agar lebih dikenal, termasuk menjelaskan nama dan asal usulnya. Jadi semuanya asli Blitar. Mas Ibin asli Plosoarang dan saat ini bekerja di Jakarta sebagai ASN,” pungkas Ketua MPP DPD Partai Amanat Nasional Kota Blitar. (Ans)”
