Blitar, Harian Forum.com – Sulitnya memperoleh air menjadi sebuah jawaban terjadinya kekeringan dampak dari anomali curah hujan dengan meningkatnya suhu akibat perubahan iklim yang memiliki pengaruh keseimbangan besaran aliran air yang masuk dan keluar dari sebuah kolom tanah atau wilayah aliran sungai.
Sedangkan ketersediaan air telah mengalami defisit karena kebutuhan air semakin hari semakin meningkat seiring dengan pertambahan mahluk hidup yang keseluruhannya membutuhkan air.Ancaman krisis air yang semakin meluas salah satunya juga dipicu alih fungsi lahan yang tidak terkendali dengan dalih peningkatan kesejahteraan ekonomi, namun tidak diimbangi dengan keselarasan terjaganya lingkungan.
Desa Kalitengah, salah satu desa di kecamatan Panggungrejo, kabupaten Blitar meski tidak termasuk deretan dari Pegunungan Sewu, tetapi karakteristik batuan kapur memiliki sifat tidak bisa menahan air.
Sehingga air hujan yang jatuh di kawasan tersebut akan segera meresap. Dan sifat batuan kapur juga mudah larut oleh air hujan sehingga merekah dan terjadi porositas yang kemudian menjadi lorong aliran air, sungai dalam tanah maupun gua alami hingga pada musim kemarau panjang sangat rentan dengan kekeringan.
Curah hujan rendah atau sama sekali tidak turun, terik matahari disertai meningkatnya suhu udara serta tanah terlihat mengering bahkan aliran air sangat kecil, menjadi ciri terjadinya kemarau panjang. Hujan terakhir kalinya turun pada bulan Maret dengan intensitas sangat rendah setelahnya tidak ada lagi hujan sampai saat ini, diungkapkan Suwari salah satu warga dusun Kedung Biru, desa Kalitengah, kecamatan Panggungrejo sembari menceritakan kemarau panjang pada saat ini kondisinya sama yang terjadi pada tahun 1997.
“Pada bulan puasa kemarin (Maret.red) ada hujan sangat ringan, setelah itu tidak ada sama sekali sampai saat ini. Warga disini sangat susah sekali bisa mendapatkan air untuk dikonsumsi. Saya sebagai warga dan mewakili warga Kalitengah disetiap musim kemarau selalu terjadi kerawanan air untuk dikonsumsi.
Terlebih saat ini kemarau yang panjang menyamai kemarau 1997. Untuk itu kami sangat mengharapkan kepada pemerintah daerah Blitar agar dapatnya warga Kalitengah wilayah selatan khususnya Dusun Kedung Biru, RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01 yang mana seumur – umur pada musim kemarau dan kekeringan selalu kekurangan air bersih, mohon dapatnya dibuatkan sumur bor,” ungkap Suwari kepada Harian Forum.com (2/9).
Ditanya cara memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari terutama pada saat kondisi darurat, Suwari menuturkan bahwasanya ada salah satu warga yang biasa melayani air bersih sewaktu – waktu diperlukan dengan membeli.
“Ada yang menjual air tidak jauh dari sini.Itu sewaktu – waktu melayani, kalau ditelepon minta diantarkan ya diantarkan,” tuturnya.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Blitar yang memiliki tugas penanggulangan bencana dan tanggap darurat pada saat ini telah mendistribusikan air bersih ke lokasi – lokasi warga yang membutuhkan, dampak kemarau panjang.
Masyarakat yang membutuhkan air bersih bisa meminta bantuan kepada BPBD kabupaten Blitar dengan prosedur melaporkan terjadinya kekeringan atau kesulitan mendapatkan air bersih ke ketua RT atau RW setempat, diteruskan membuat surat permohonan air bersih dari desa atau kecamatan.
Surat dari desa atau kecamatan diajukan secara langsung ke kantor BPBD kabupaten Blitar. Berdasarkan permohonan, BPBD kabupaten Blitar bersama Organisasi Perangkat Daerah atau instansi daerah terkait, akan melaksanakan assessment atau rekomendasi serta mendata jumlah kebutuhan air bersih.Apabila hasil assessment sesuai kriteria kebutuhan, BPBD akan segera mendistribusikan air bersih ke lokasi yang sudah ditentukan sesuai jadwal.(Ans).