Jombang, HarianForum.com – Bertempat di Ponpes Gading Mangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Sabtu (20/1/18) pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.45 WIB telah dilaksanakan penyuluhan KABNN Pusat dengan para santri Ponpes Gading Mangu.
Tema acara tersebut adalah “Wawasan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan Prekusor Narkotika di Kalangan Pelajaran dan Santri Ponpes Gadingmangu.” Dalam hal ini, dari pihak KABNN diwakili oleh Deputi Pencegahan BNN Irjen Ali Jauhari.
Dalam kegiatan tersebut, dihadiri 1000 santri. Hadir pula Kepala BNP Jatim Brigjen Bambang Budi Santoso, Kapolres Jombang AKBP Aagung Marlianto Sik MH, Kepala BNK dari berbagai kota, Ketua DPD LDII Sejawa Timur, Tokoh agama Kyai H Masduki Perak, Pengurus FKUB kab Jombang, Siswa/Siswi SMA Budi Utomo Gadingmangu, dan undangan lainnya.
Ketua LDII Kabupaten Jombang, Drs Didik dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Pencegahan Narkoba ini adalah hajat dari LDII Jatim yang ditempatkan di Ponpes Gading Mangu Jombang.
Tak hanya itu, Ketua LDII Jatim Drs Amin Aldi memaparkan bahwa dengan adanya sosalisasi pencegahan peredaran gelap Narkoba, para Santri khususnya Santri Dari LDII tidak ada yang terlibat Narkoba.
Untuk sambutan dari Bupati Jombang, diwakili oleh Asisten 1 Drs Purwanto. Dirinya menyampaikan, “Dengan adanya pencegahan peredaran Narkoba di ponpes Gading Mangu, diharapkan agar kedepannya, para Santri tidak terpengaruh Narkoba. Karena Kabupaten Jombang sangat memprihatinkan dalam penindakan menempati rangking 3 se-Jawa Timur.”
Ungkapnya.
Saat memberikan sambutan, Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Drs Ali Jauhari menyampaikan permohonan maaf karena Kepala BNN Komjen Budi Wasesoa tidak Dapat hadir ke Ponpes Gading Mangu Karena Ada kegiatan bersama Presiden.
Dirinya menyampaikan bahwa Narkoba di Indonesia sama dengan Jaringan Teroris bersrmbunyi Karena hanya Allah Swt yang tahu korban Dari Narkotika. Sebanyak 40-50 orang engalami kerugian jiwa karena narkoba, dan untuk kerugian materi sekitar 63 Trliun. Sehingga bisa dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara darurat narkoba.
Untuk wilayah penyebarannya di seluruh wilayah pelosok Indonesia dengan sasaran generasi muda. Bahkan tak hanya masyarakat biasa, pejabat, TNI/ Polri, BNN, Jaksa, Hakim dan petinggi negara juga bisa terjerat narkoba.
Lebih jelas dirinya mengatakan, temuan jenis baru ada 68 jenis Narkoba baru ( NPS) dan jumlahnya akan Terus berkembang dan hanya 60 jenis yang diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan dan lainnya belum dapat ditindak karena Undang-Undang belum menjangkau.
Ali mengatakan, “Indonesia merupakan keranjang sampah Narkoba dan Cina merupakan pemasok terbesar di Indonesia. Untuk Cina menjadi perhatian khusus Karena pernyataan Kepala BNN Cina narkotika dari Cina ke Indonesia sebesar 250 Ton.” Jelasnya.
Jaringan international yang betoprasi di Indonesia antara lain Africa Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia, dan Eropa. Peredaran narkotika di Indonesia di Indonesia indikasi Kuat sebagai instrumen proxsiwar oleh negara-negara asing.
Menurut kelompok umur penguna Narkoba di Indonesia sepanjang tahun 2015-2019, kelompok umur 20- 24 tahun merupakan kelompok produktif dan jumlahnya semakin meningkat.
Perkembangan terakir yang ditangkap BNN, narkotika berbentuk air mineral. Untuk anak-anak dan ibu-ibu ada dalam bentuk makanan ringan dan terbuat dari jamur kotoran sapi.
Dirinya juga berpesan, “Peran tokoh agama serta tokoh masyarakat dalam penanggulangan narkotika sangat perlu dikedepankan dan dijadikan pioner untuk cegah peredaran Narkoba.” Ujarnya.
Selanjutnya, pada jam 11.00 WIB, Ketua BNP Jatim Brigjen Bambang Budi Santoso mengukuhkan Relawan Anti Narkoba Dari Ponpes Gading Mangu. Pada jam 11.30 WIB acara selesai, situassi dalam keadaan aman dan kondusif. (tof/nur)