Blitar, HarianForum.com- Meski seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Blitar yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia politik, namun selama bertemu dan berdiskusi, sekalipun tidak pernah diajak mas Wito panggilan akrab Suwito Saren untuk membahas persoalan politik di pemerintahan, apalagi menyinggung urusan internal partainya, sama sekali tidak pernah.
Orang nomor satu di lembaga legislatif Kabupaten Blitar ini, dalam perbincangan selalu mengajak bertukar pikiran dengan tema prioritas fluktuasi musim sampai perubahan iklim global, yang berujung permasalahan pangan.
Hampir 3 tahun lalu, Mas Wito mengungkapkan, untuk menghadapi ancaman krisis pangan yang dipicu oleh perubahan iklim, salah satunya melakukan budidaya tanaman Sorgum. Alasan tanaman sorgum menjadi solusi, dirinya mempunyai pendapat bahwa tanaman yang dikenal Cantel atau Gandrung, bisa berproduksi meskipun dalam kondisi kekeringan.
Mas Wito meneruskan penjelasannya dengan melihat di wilayah selatan Kabupaten Blitar, sebagian besar merupakan pegunungan kapur sehingga di saat musim kemarau, jangankan kebutuhan untuk pertanian atau pengairan, air bersih yang harus dipenuhi untuk konsumsi sehari hari masih sering menjadi masalah. Sehingga dari lontaran pemikirannya pada saat itu, membuat saya tertarik menulis. “Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Budidayakan Sorgum Di Blitar Selatan” , media online Harian Forum.com, 20 November 2019.
Awal tahun 2020, pandemi covid – 19 terjadi. Kebijakan pembatasan kegiatan sosial dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah meluasnya penyebaran virus. Dan saat itu saya tidak pernah bertemu, tidak ada diskusi, tidak ada juga pembahasan tentang pertanian.
Setelah 2 tahun lebih, pandemi virus mulai mereda, hingga pada pertengahan tahun 2022 tidak sengaja saya bertemu Mas Wito dalam acara panen raya jagung varietas MSP di desa Prajekan Lor, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso “MSP Indonesia Dituntut Membangun Kedaulatan Pangan” media online Harian Forum.com – 9 Juni 2022.
Di lokasi panen raya, tidak hanya petani yang hadir, namun tokoh masyarakat, perangkat pemerintahan desa hingga perangkat pemerintah daerah, bahkan mas Irwan Bachtiar wakil bupati Bondowoso yang turun sawah mengikuti prosesi panen raya, dari petik jagung pertama hingga berdialog dengan semua yang hadir.
Ada peristiwa kecil yang membuat tertawa tetapi memiliki makna, pada saat Mas Wito bicara tentang perubahan iklim sampai mengarah ancaman krisis pangan dan tanaman pangan varietas MSP, Mas Irwan Bachtiar berseloroh sambil menunjuk kopyah yang dikenakan Mas Wito agak miring ” To awakmu lek gawe kopyah koyo dukun (maaf , mungkin yang dimaksud mas Irwan ahli prediksi)”. Mendapat sentilan tersebut, mas Wito langsung mengambil dan membenahi kopyahnya, dibarengi gelak tawa yang mendengar selorohan jenaka mas Irwan.
Seusai paripurna acara panen raya, saya dan mas Wito serta ketua dewan pengawas DPP MSP Indonesia, mas Irsan Surya Imana berdiskusi tentang rencana pengembangan jagung varietas MSP di Blitar. Dengan berbagai argumentasi argumentasi, akhirnya mas Wito sepakat untuk mengembangkan jagung MSP di kabupaten Blitar khususnya dengan mengambil 1 kwintal benih jagung MSP. “Sebuah Jawaban Suwito Saren Akan Kembangkan Jagung MSP”
media online HarianForum.com – 10 Juni 2022.
Diujung diskusi saya menyempatkan menanyakan kepada Mas Wito tentang pengembangan tanaman sorgum. Mendapat pertanyaan, Mas Wito menceritakan tanaman sorgum yang telah dibudidayakan sampai saat ini tetap terus dikembangkan dan berkali kali Mas Wito mengganti dengan beberapa varietas, untuk menemukan tanaman sorgum yang paling tepat ditanam sesuai dengan kondisi Blitar, terutama wilayah Blitar selatan.
Benih jagung varietas MSP yang diperoleh dari Bondowoso saat ini semua telah terserap di puluhan lahan demplot untuk pengembangan benih selanjutnya yang tersebar di beberapa desa. Namun pada saat saya memperoleh kabar dari beberapa koran digital, bahwasanya presiden Joko Widodo meminta tanaman sorgum untuk dibudidayakan, dengan mengutip tulisan Chandra Asmara CNBC Indonesia, 04 August 2022 dengan judul “Jokowi Beri Titah Soal Sorgum (Lagi): Peta Jalan Hingga 2024”.
Masih berfikir alasan apa permintaan presiden untuk membudidayakan sorgum, dengan bersikukuhnya mas Wito untuk tetap mengembangkannya, dua pekan kemudian Antara News, Sabtu, 13 Agustus 2022 menyampaikan kabar “Indofood siap kembangkan mie dari sorgum untuk gantikan gandum” ditulis pewarta Aditya Ramadhan.
Akhirnya saya teringat kembali sentilan mas Irwan Bachtiar, Wakil Bupati Bondowoso “To awakmu lek gawe kopyah koyo dukun” yang ditujukan kepada mas Suwito Saren, Ketua DPRD Kabupaten Blitar yang sama sama Kader Partai Demokrasi Perjuangan atau PDI-P, ternyata guyonan tersebut menurut saya, mempunyai makna “Weruh sak durunge winarah atau mempunyai daya keyakinan dengan sesuatu yang belum terjadi”. (Ans)