Blitar, HarianForum.com- Naim salah satu pelaku industri kecil menengah atau IKM yang memproduksi gula kelapa, telah memanfaatkan empat pohon kelapa yang ada di pekarangan rumah, merupakan sumber daya alam lokal yang dimilikinya.
Dituturkannya bahwa hasil nira yang diperoleh dari pohon yang dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, dalam pembuatan gula kelapa untuk satu pohon biasanya menghasilkan 0,5 kilogram.
Gula kelapa, dikenal dengan gula merah atau gula jawa hasil olahan warga dusun Pojok, desa Pojok, kecamatan Garum, kabupaten Blitar meskipun berwarna agak gelap namun masih memiliki warna cerah.
Naim mengungkapkan untuk membuat warna cerah gula yang diproduksinya menggunakan sedikit sayatan kayu pohon nangka. Memiliki rasa karamel yang ringan serta manis, palm sugar atau gula kelapa dapat dijadikan sebagai pemanis yang menghasilkan stamina.Yang dilakukan Naim, merupakan salah satu langkah yang strategis dalam menawarkan pilihan pada konsumen mana lebih baik dan mana yang sebaiknya dipilih serta menjadikan gula kelapa yang dihasilkannya, menjadi sebuah produk diminati.
“Kalau untuk hasil tidak mesti tapi ukurannya dalam satu pohon menghasilkan setengah kilo. Gula ini bisa dikatakan organik karena saya tidak menggunakan obat. Sayatan kayu pohon nangka saya gunakan sebagai pewarna agar gula menjadi lebih cerah,” tuturnya pada HarianForum.com sambil memperlihatkan sayatan kayu pohon nangka, saat ditemui dikediamannya, Rabu (21/04).
Nderes atau menyadap nira dari pohon kelapa dan mengolah hingga menjadi gula, diawali pada tahun 1997. Ditanya adanya pendampingan, pembinaan maupun bantuan dari pemerintah untuk produksi gula kelapa hingga sampai saat ini, dengan tertawa kecil, Naim mengaku tidak pernah ada. “tidak pernah” jawabnya singkat.
Gula kelapa milik Naim diakui tidak menggunakan zat yang memiliki sifat kimia atau bisa dikatakan organik. Pemerintah setempat atau pemerintah daerah sudah sepatutnya mendampingi pelaku industri kecil dengan melakukan clustering atau pengelompokan, dan menempatkan produk gula kelapa tersebut menjadi salah satu produk industri unggulan di Kabupaten Blitar.
Selain digunakan untuk bahan baku kecap manis, pemanis minuman, atau kue, kemanfaatan juga diperoleh dari gula kelapa dapat mencegah diabetes hingga baik untuk kesehatan usus. Gula kelapa mengandung serat yang dikenal sebagai insulin yang membantu penyerapan lambat glukosa ke bawah.
Sudah waktunya pemerintah mendorong dan mendukung industri kecil menengah atau usaha kecil menengah yang memproduksi gula kelapa dengan merealisasikan program pendampingan terhadap industri gula kelapa selain dengan membantu permodalan, penerapan tehnologi tepat guna, strategi pemasaran juga meningkatkan sumber daya manusia salah satunya dengan melakukan studi banding, dengan harapan produk gula kelapa akan memiliki kualitas produk yang bisa diterima konsumen di pasar lokal, regional, nasional bahkan internasional.
Dikutip dari mediaindonesia.com (19/04), data Balai Karantina Pertanian Kelas II D.I Yogyakarta, produk unggulan kelapa Yogyakarta berupa gula merah kelapa selama bulan Januari hingga Maret 2020 diekspor ke beberapa negara dengan volume ekspor mencapai 311 ton dan nilai ekspor sebesar Rp19,27 miliar. Sebagian besar ekspor tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar Amerika Serikat dan sisanya diekspor ke Jerman, Inggris, Serbia, Malaysia, Australia, Hongkong, dan Turki.(Ans)