Blitar, HarianForum.com – Sebanyak 150 ahli atau juru masak dari kabupaten Blitar, terlihat semangat menampilkan atau unjuk kepiawaian dalam mengolah bahan bahan dan bumbu masakan lokal sesuai budaya dapur masyarakat dan tradisi kearifan lokal, yang saat ini semakin samar menghilang digerus oleh seiring berjalannya waktu. Digelar di Ruang Terbuka Hijau atau RTH, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar, seluruh anggota fraksi, pengurus cabang dan pengurus anak cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kabupaten Blitar secara serentak bergerak menyemarakkan acara Festival Bakar Ikan Nusantara, Sabtu (25/6).
Menginspirasi dari buku Mustika Rasa Warisan Soekarno yang diterbitkan pada 1967 berisi 1.600 resep masakan, sekretaris Dewan Pengurus Cabang PDI Perjuangan kabupaten Blitar, Suwito Sarens kepada Harian Forum.com, mengungkapkan bahwa menggelar acara Festival Bakar Ikan Nusantara, memang terinspirasi dari buku Mustika Rasa Warisan Soekarno yang bukan hanya sekadar menampilkan olahan makanan sesuai resep masakan di Nusantara, namun perhelatan tersebut juga untuk melestarikan dan membangkitkan kembali kekuatan masakan Nusantara menjadi bagian penting pada politik pangan serta mendorong kuliner Nusantara ikut berperan aktif dalam pembangunan pangan di Indonesia.
“Ada 2 gelaran dalam acara saat ini, yaitu sajian kuliner Nusantara dan bakar ikan. Saat ini untuk peserta ada 500 dewan pimpinan cabang atau DPC secara nasional dengan waktu yang sama, dengan menggelar kuliner Nusantara dan bakar ikan”, ungkap Suwito Saren.
Tidak hanya berbahan dari beras, tetapi dalam Festival Bakar Ikan Nusantara, juga terdapat nasi ampok dengan bahan baku jagung serta tiwul yang menggunakan bahan ketela pohon. Sedangkan untuk pendamping nasi tampak sayur pepaya, kacang, lompong, nangka muda, botok serta sambal dengan berbagai varian yang diolah oleh para juru masak dari seluruh pengurus anak cabang PDI Perjuangan se kabupaten Blitar.
“Apapun nasinya, sayur atau lainnya yang paling utama ada ikannya. Bakar ikan PDI Perjuangan mempunyai tujuan konsen terhadap pencegahan stunting, artinya untuk kualitas makanan diperlukan protein yang cukup dan diperoleh dari ikan, baik ikan budidaya maupun ikan tangkap sebagai upaya pemenuhan atau perbaikan gizi. Dalam acara ini, ikan dibakar atau dikukus untuk menyiasati kondisi minyak goreng yang mahal dan langka. Maka dalam pengolahan ikan dengan dibakar maupun dikukus ternyata tidak mengurangi cita rasa, dan hari ini kita praktekan bersama sama”, tandasnya. (Ans)