Jombang, HarianForum.com- Dinas Pertanian Jombang terus bergerak dengan inovasi unggulan untuk meningkatkan pelayanan agar terwujudnya pembangunan pertanian.
Maka itu pertanian tidak boleh berhenti, karena pangan terus dibutuhkan. Bagaikan air bagi kehidupan, pertanian harus terus berjalan untuk menjaga ketersediaan pangan. Dan sangat penting untuk diperhatikan.
Kepala Dinas Pertanian, Much Rony menyatakan, “Program unggulan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan pertanian sehingga pertanian menjadi maju, mandiri dan modern. Pertanian maju terlihat dari keikutsertaan masyarakat secara efektif dalam pembangunan pertanian. Pertanian mandiri diindikasikan dengan kualitas SDM dalam mengelola sumber daya pertanian sehingga tumbuh kreativitas dan kemampuan bekerjasama dengan pihak lain. Sedangkan pertanian modern diartikan dengan pembangunan pertanian berbasis inovasi yang sejalan dengan revolusi industri 4.0,“ Terang Rony, Rabu (19/10/22).
Sejalan dengan visi Kabupaten Jombang untuk bersama mewujudkan Jombang berkarakter dan berdaya saing. Dinas Pertanian mendukung hal tersebut dengan meningkatkan daya saing perekonomian daerah berbasis kerakyatan dan potensi unggulan lokal. Berbagai terobosan baru digulirkan untuk mendekatkan pada tujuan tersebut. Dalam bentuk inovasi unggulan yang dijadikan program dan kegiatan.
Empat inovasi unggulan yaitu Traktor, klinik agribisnis, keragaan mandiri penyuluh pertanian dan penguatan peran asosiasi komoditas. Inovasi diciptakan untuk menjawab permasalahan dilapang dan menghadapi tantangan yang akan datang.
Pertama, adalah traktor. Pada dasarnya traktor singkatan dari tracking dan monitor atau melacak dan memantau. Aplikasi yang berisi data dan informasi yang tersaji yang merupakan hasil identifikasi potensi wilayah oleh para penyuluh pertanian di wilayah binaan masing masing. Selain itu memuat rencana kegiatan penyuluh pertanian dalam menyelesaikan permasalahan petani di lapang. Informasi itu tersaji dalam matriks program penyuluhan dan matriks mengikhtiarkan kemudahan.
Melalui aplikasi itu dapat terlihat penyuluh yang berkinerja baik atau buruk. Oleh karena itu, pemberian penghargaan atau hukuman sesuai kinerjanya. Bagi penyuluh pertanian aplikasi Traktor menjadi sarana untuk meningkatkan prestasi dalam memberikan pembinaan terhadap petani dan lembaga petani yang lebih terencana dan dapat dievaluasi.
Kepala Unit pelaksana Teknis (UPT) Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Rudi Priono menyampaikan bahwa traktor lahir karena tuntutan akuntabilitas kinerja instansi yang tinggi. Tujuan peluncuran aplikasi Traktor untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Selain itu Traktor sebagai media konsolidasi lintas OPD dan lembaga lain sekaligus basis data dan informasi digital.
Kedua, klinik agribisnis. Sejatinya klinik agribisnis adalah layanan konsultasi untuk mendapat solusi. Klinik Agribisnis merupakan lembaga yang berperan sebagai pemasok inovasi teknologi pertanian, menyederhanakan dan mendekatkan sumber-sumber teknologi pertanian kepada pihak yang membutuhkan. Klinik Agribisnis dibentuk untuk memberikan pelayanan informasi serta mempercepat transfer teknologi kepada petani secara efektif dan efisien. Klinik Agribisnis tidak berdiri sendiri tetapi terkait berbagai pihak dalam rangka mendukung percepatan inovasi teknologi.
Jenis layanan di klinik agribisnis yaitu konsultasi, rekomendasi, fasilitasi, mediasi / aduan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan penanganan awal. Penyuluh memberikan pelayanan mulai hulu sampai hilir yang mencakup tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, hama dan penyakit tanaman, perikanan, pengolahan hasil dan pemasaran hasil pertanian. Dinas Pertanian menggandeng OPD lain seperti Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, POPT, Balai Balai Penelitian yang telah menandatangi perjanjian kerjasama (BALITTAS, BALITKABI,BALITJESTRO, BPTP Jawa Timur), serta Lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Jombang ( UNIPDU, UNWAHA, STIE Dewantara, UNDAR).
Pelayanan klinik agribisnis ini secara serempak di 21 BPP se Kabupaten Jombang. Dengan jadwal harian pada hari dan jam kerja, klinik duamingguan secara bergilir setiap Desa di seluruh wilayah kabupaten. Selain itu ada kegiatan klinik bulanan, dan zoom meeting dengan pihak terkait untuk meningkatkan kapasitas penyuluh sebagai konsultan.
Ketiga, keragaan mandiri penyuluh. Pepatah mengatakan “Mendengar aku lupa. Melihat aku ingat. Melakukan aku bisa”. Untuk menarik petani agar mau menerapkan teknologi unggulan, salah satunya dengan demplot. Demplot merupakan metode penyuluhan pertanian yang ditujukan kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan, agar para petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan.
Penyuluh pertanian atau dikenal ppl di Kabupaten Jombang membuat demplot dalam keragaan mandiri penyuluh. Disebut keragaan mandiri karena setiap penyuluh bebas menggunakan teknologi yang akan diterapkan dilahan milik petani dengan tujuan peningkatan produksi. Sebanyak 108 titik yang tersebar di wilayah kabupaten Jombang.
Dengan berbagai macam perlakuan, diantaranya penerapan sistem tanam jajar legowo, penggunaan POC, perlakuan pupuk berimbang, penggunaan varietas unggul baru dll. Melalui kegiatan ini, petani belajar menerapkan teknologi secara langsung dengan didampingi oleh PPL. Alhasil selepas pembelajaran petani dapat mandiri mengaplikasikan teknologi yang dapat membawa peningkatan hasil pertanian.
Sebagai contoh, demplot di lahan petani Muji Syukur poktan Pulorejo Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno. Perlakuan yang diterapkan adalah penggunaan asam amino yang bermanfaat meningkatkan fotosintesis , meningkatan ketahanan terhadap stress (suhu ekstrim, kelembaban rendah, kekeringan), pengikat unsur hara serta untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah. Hasil produksi yang diperoleh melalui ubinan sekitar 5,4 kg. Atau sekitar 8, 6 ton/ha. Masa panen bertepatan dengan adanya lomba produktivitas padi tingkat kabupaten, dan keluar menjadi Juara I.
Keempat, penguatan peran asosiasi komoditas. Anjloknya harga saat panen raya menjadi momok bagi petani. Tak lepas dari besarnya biaya usahatani yang telah dikeluarkan oleh petani. Selain itu, berbagai persoalan yang kerap dialami petani diantaranya daya tawar yang rendah, terbatasnya modal usaha, sarana dan prasarana kurang memadai, skala usahatani yang kecil sehingga inefesien, kesulitan memasarkan produk pertanian, belum melakukan penanganan pasca panen serta Kontinuitas produk pertanian tidak mampu mencukupi kebutuhan pasar.
Menjawab masalah tersebut, Dinas Pertanian berupaya dengan menguatkan peran dan fungsi lembaga petani. Dengan cara membentuk dan mengoptimalkan peran kelembagaan petani tingkat kabupaten dan kecamatan, mengintegrasikan kelembagaan petani se Kabupaten Jombang dari tingkat dusun, desa, kecamatan hingga kabupaten, dan membangun jejaring usaha bersama seluruh petani/lembaga petani dalam korporasi usaha pertanian. Lembaga petani yang dimaksud adalah kelompoktani, Gabungan kelompok tani, asosiasi komoditas di setiap kecamatan dan asosiasi komoditas tingkat kabupaten.
Asosiasi komoditas dibentuk untuk meningkatkan posisi tawar melalui peningkatan profesionalisme dalam mengelola Usahatani dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi secara lebih baik. Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani dalam membela kepentingan para Petani berkaitan dengan jenis usaha para anggota asosiasi.
Peran asosiasi komoditas kabupaten Jombang bekerjasama dengan Dinas, stakeholder dengan fasilitasi kemitraan, modal, perluasan pasar dan menjaga kestabilan harga. Telah berlangsung, asosiasi komoditas atau dikenal askom hadir untuk membeli gabah petani secara langsung dengan harga yang sesuai. Kondisi ini memberi keuntungan bagi petani dengan terpangkasnya rantai pemasaran.
Harapan besarnya dengan adanya terobosan yang telah diluncurkan dinas pertanian dapat memberi kontribusi pada pembangunan pertanian. Inovasi teknologi tidak akan dikenal dan diterapkan tanpa adanya penyuluhan secara massif kepada seluruh kalangan.(lil)