Serba-serbi

Wabup Marhaen Mengapresiasi Pagelaran Wayang Kulit Masuk Sekolah

182
×

Wabup Marhaen Mengapresiasi Pagelaran Wayang Kulit Masuk Sekolah

Sebarkan artikel ini

Nganjuk, HarianForum.com- Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata ‘Ma Hyang’ yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa, terang Wabup Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, SE. MM. Dalam rangka HUT SMP Negeri 1 Berbek ke 38, hari ini Sabtu (24/11/2018).

Dalam HUT tersebut, di gelar wayang kulit di halaman sekolah, pagelaran wayang kulit yang di saksikan seluruh siswa kelas 7, 8 dan 9 beserta seluruh tim pengajar ini di hadiri Wabup Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, SE. MM.

Pada kesempatan itu, Wabup Marhaen sungguh mengapresiasi kegiatan pagelaran wayang masuk sekolah ini, dirinya mengaku bangga dengan budaya jawa, hal ini untuk memberikan pelajaran sekaligus membentuk karakter siswa.

Dirinya berharap tidak hanya satu tahun sekali pada peringatan HUT saja, pagelaran wayang kulit ini, namun bisa juga digelar pada Peringatan Hari Besar Nasional PHBN seperti halnya puncak peringatan hari kemerdekaan RI, dengan kisah kepahlawanan atau mungkin bisa juga digelar dalam Peringatan Hari Besar Islam PHBI karena dalam kisah pewayangan ada lakon yang mengisahkan tentang menyatu dengan alam dan kholik atau sang pencipta.

Pagelaran wayang merupakan budaya yang terus update bisa digelar di moment apa pun, dengan menggelar wayang kulit ini sama halnya kita memelihara dan melestarikan budaya jawa, “Nguri-nguri budaya warisan leluhur adalah tanggung jawab kita bersama, agar bisa kembali mewariskan kepada anak cucuk kita nantinya,” pungkas Marhaen.

Tak berselang lama, acara dimulai dengan laporan ketua panitia, Panca Raharja dalam sambutanya berpesan pada siswa-siswi, supaya di perhatikan diambil inti sari dari pawayangan ini. Pagelaran ini untuk menumbuhkan pendidikan karakter yang bagus bagi siswa siswi.

Usai sambutan ketua panitia, penyerahan gunungan kepada Ki Dalang Sunarto M.Pd yang juga kepala sekolah SMPN 1 brebek itu dan juga penyerahan wayang kepada dalang cilik Ki Joko alumni SMPN 1 Berbek yang sekarang siswa SMAN Berbek.

Usai menerima gunungan, Sunarto langsung membuka pagelaran dengan mengisahkan bahwa Bima yang tidak tega melihat orang tuanya dineraka dan protes kepada dewa untuk tidak dimasukan neraka karena pada masa hidupnya telah berjuang membesarkan pandawa, Bima ingin mencari keadilan dan belajar kepada dewa yang bisa membantu mengeluarkan orang tuanya dari neraka, pelajaran yang bisa dipetik dari pagelaran tersebut adalah sifat kesatria dari tokoh Bima yang berbakti kepada orang tuanya.

Diketahui bersama rangkaian kegiatan HUT SMPN 1 Berbek diawali sejak hari Kamis (22/11/2018) sholawatan, kemudian pada hari Jumat dilakukan jalan santai yang diikuti seluruh siswa dan guru. Sedianya hari ini selain pagelaran wayang kulit juga dilakukan sunatan masal dengan peserta 10 anak, namun karena tim medis jadwalnya bersamaan dengan beberapa titik ditempat lain, maka sunatan masal dijadwal ulang pada hari Sabtu (01/12/2018).

Pada saat yang sama, siswa siswi kelas 7, 8 dan 9 mengadakan pameran hasil buah karya didepan ruang kelas masing-masing, berbagai kerajinan berbahan kertas dan lem yang dibentuk menjadi topeng dan kerajinan hiasan dinding yang terbuat dari berbagai macam limbah seperti gedebok pisang, klobot kulit jagung, sampai pada cangkang telur ayam.(Nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *