HarianForum.com – Di Prefektur Niigata, bagian utara negeri matahari terbit, kesan pedesaan justru lebih kental terasa. Kawasan hamparan sawah ini telah lama menjadi lumbung padi bagi Jepang.
Ribuan hektare sawah menghasilan berton-ton beras unggulan yang bahkan menghasilkan banyak sampah jerami. Sampah jerami inilah yang kemudian menginpirasi para seniman kampus untuk menghasilkan patung binatang raksasa.
Bersamaan dengan masa panen, acara Wara Art Festival kerap digelar dan menjadi salah satu atraksi wisata yang mencuri perhatian wisatawan.
Tahun ini Wara Art Festival telah memasuki tahun ke-10 penyelenggaraan. Uniknya, tahun ini patung binatang buas yang dibuat punya ukuran dua kali lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Ide Wara Art Festival sendiri awalnya tercetus pada tahun 2006, saat itu mahasiswa di Musashino Art University merasa perlu ada cara memanfaatkan sampah jerami dari hasil panen, yaitu dengan membuat karya seni dari jerami. Pada tahun 2008, akhirnya festival tersebut digelar untuk pertama kali.
Sejak saat itu, setiap tahun setelah masa panen, yaitu sekitar September dan Oktober, Musashino Art University selalu mengirimkan mahasiswa seni ke Niigata untuk membantu pembuatan patung yang terbuat dari sampah jerami.
Jepang sendiri awalnya kerap memanfaatkan jerami untuk memproduksi berbagai barang, mulai dari tikar hingga penutup jendela. Namun seiring berjalannya waktu, jerami mulai tersisih dan tergantikan oleh kayu dan plastik yang dirasa lebih kuat.
Saat ini, setidaknya Jepang telah berhasil memanfaatkan sampah jerami dengan mengubahnya menjadi karya seni, terlebih karya-karya seni tersebut menjadi atraksi wisata yang dikunjungi banyak orang. (Lpt-6/Frm)