Blitar, HarianForum.com- Dengan suara agak parau namun jelas puji syukur kepada Tuhan dan terima kasih berulang ulang kali terdengar dari ucapan salah satu warga Kedung Biru, desa Kalitengah, kecamatan Panggungrejo, kabupaten Blitar.
Kegembiraan tersebut sangat jelas dari raut wajah Kasemi yang terlihat nampak sumringah, dan dengan ramah mempersilahkan Saiful Agus Arifin kepala dusun Kedung Biru dan salah seorang penggiat sosial Mujianto untuk masuk ke dalam rumah yang ditempatinya setelah selesai direnovasi.
Kasemi menceriterakan sebelum direalisasikan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS, rumah yang dihuninya dahulu berdinding anyaman bambu atau gedek dengan bangunan memiliki panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Namun sekarang Kasemi yang sudah terlihat tua telah menikmati rumah tinggalnya yang sudah berganti dengan dinding tembok sekaligus dengan fasilitas mandi cuci kakus yang cukup layak.
”Sangat senang mas, syukur Alhamdulillah, rumah saudara saya telah mendapat bantuan untuk perbaikan, sehingga keadaan rumah tidak seperti dulu lagi, meskipun saya disini hanya menumpang untuk tinggal. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada mas mas yang sudah banyak membantu,“ tutur Kasemi mengaku tidak tahu berapa yang pasti usianya sekarang.
Penggiat sosial Gerakan Semangat Anak Bangsa, Mujianto, S.Sos, MM yang terus aktif melakukan monitoring program pemerintah yang digulirkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjelaskan besar dana yang diperuntukkan merenovasi menjadi rumah layak huni. ”Bantuan stimulan dari kementrian PUPR dengan kategori peningkatan untuk kualitas rumah swadaya, di desa Kalitengah pada tahun ini bantuan yang terealisasi sebanyak 25 rumah dan setiap rumah mendapat bantuan 15 juta rupiah. Bantuan yang diberikan bukan dengan penyerahan uang tunai, akan tetapi bantuan tersebut berupa material bahan bangunan,” jelasnya.
Renovasi rumah yang dihuni Kasemi memang sudah cukup layak, dan semua bangunan yang sekarang sudah terealisasi merupakan bantuan dari BSPS kecuali atap rumah. Namun Kasemi sampai saat ini dalam melakukan kegiatan sehari hari masih menggunakan tumpukan batu bata yang ditata sebagai tungku untuk memasak. “Nggih niku ingkang kulo damel masak, pawone ten ngisoripun wit gedang,” tutur Kasemi sambil menunjukkan tungku buatannya.(Ans)