Nganjuk, HarianForum.com – Lampu Perangkap Hama Light Trap Insect LTI yang dipasang di sawah petani berdaya listrik kecil, yakni hanya 0,5 Wt, Tidak berbahaya dan jangan takut kesetrum, itu pernyataan pembuatnya.
Susanto, dialah sang inovator, awalnya susanto membuat LTI hanya untuk sawahnya sendiri yang diserang klaper, namun karena cara perangkapnya yang praktis dan efektif, akhirnya banyak dikenal.Perjalanan panjang dilakukan Susanto hingga sampai ke Istana Negara karena LTI.
“Dulu LTI buatan saya bertenaga surya, kata Susanto Jumat (10/08/2017) tapi sekarang menggunakan listrik dengan daya yang sangat kecil dan tidak berbahaya, karena dipasang adaptor, untuk memperkecil arus listrik.
Per unit Lampu hanya membutuhkan arus sebesar 0,5 dan dalam satu Hektar membutuhkan 30 lampu, sehingga total per hektar hanya 15 Wt. Selain praktis arus listrik ini juga bisa digunakan untuk pengairan disawah dengan pompa air berdinamo, sehingga memperingan kerja petani
Dampak lain yang dihasilkan adalah meningkatnya kwalitas produksi pertanian, karena berkurangnya penggunaan pestisida, sehingga beras yang dihasilkan adalah beras sehat, demikian pula tanaman lainya seperti bawang merah dan sayur-manyur.
Pertanyaan terbesarnya adalah, dari mana aliran listrik tersebut, dan bagaimana sistemnya, menurut Susanto, Pemerintah Desa harus memberikan jaminan kepada petani dengan cara memasang jaringan listrik baru yang khusus untuk aliras sawah dengan menggunakan Dana Desa yang bersumber dari Pemerintah Pusat
Penggunanya adalah petani, dan penanggung jawabnya pun juga petani, mereka membayar penggunaan listrik untuk perangkap klaper tersebut kepada Badan Usaha Milik Desa BUM Des, dengan demikian BUM Des nya pun juga berperan aktif dalm peningkatan ekonomi petani sesuai dengan tupoksinya sebagai BUM Des (nur)