Blitar, HarianForum.com- Maju dan mengikuti dalam kompetisi pemilihan umum sebagai DPRD bukan urusan yang mudah, mengandalkan sebagai figur publik, intelektual, interaksi sosial belum menjamin sepenuhnya apalagi untuk memperoleh dan bisa menduduk kursi dewan perwakilan rakyat.
Menjadi rahasia umum dalam pemilihan, dengan motode transaksi politik dalam bentuk uang maupun barang justru menjadi salah satu modal untuk memperoleh kemenangan. Tidak dipungkiri , sangat kesulitan untuk bisa merubah kondisi yang telah hampir menjadi budaya sebagian pemilih.
Namun berbeda dengan salah satu calon DPRD kota Blitar, Marsuko Wahyudiono yang konsisten dirinya pada pemilihan umum nanti tidak akan mengarahkan bahkan mengajak kepada pemilih dengan memberi sesuatu baik berupa uang maupun barang secara langsung. “Dalam pemilihan nanti, kami maju sebagai calon DPRD kota Blitar dari daerah pemilihan Sukorejo. Jauh hari kami menegaskan, dan pernah kami sampaikan melalui media sosial bahwa nantinya tidak ada transaksi baik pemberian bentuk uang maupun barang,” tegas calon legislatif dari PDI Perjuangan.
Lanjutnya, bahwa maju pencalonanya sebagai wakil rakyat bukan menjadi profes , atau untuk memperoleh status sosial, namun orientasinya untuk sebagai legislatif bisa menjadi media dalam menyerap dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Mengamati dari pengalaman teman -teman yang pernah mengikuti pemilihan sebelumnya untuk sosialisasi kepada pemilih dari akomodasi, tranportasi dan kebutuhan lainnya diperlukan dana yang besar. Untuk menghindari pengeluarkan dana yang lebih besar, baik sebelum maupun pada saat pemilihan, kami tidak menggunakan tidak ada istilah money politic, membeli suara atau serangan fajar,“ jelasnya.
Yang terjadi calon wakil rakyat yang benar- benar mempunyai integritas dan kapabilitas tidak sedikit harus mengalami kekalahan dalam keputusan pilihan publik. Money politic tidak saja mengganggu, bahkan transaksi membeli suara dalam pemilihan menjadi faktor rusaknya proses kompetisi yang fair play, karena calon yang benar- benar punya integritas namun tidak mampu melakukan transaksi banyak menemui kegagalan . Lebih bijaknya dalam pemilihan umum nanti, modal berupa uang dan barang bukan menjadi power penentu untuk meraih suara sebanyak banyaknya.(Anis)